"Saya memikirkan ayah saya ketika mendengar tentang Nobel itu. Tidak sehari pun berlalu tanpa saya mengingatnya. Saya ingin memberi tahu dia tentang penghargaan itu," kata Jiro Hamasumi, pria berusia 78 tahun. Ayahnya tewas ketika sedang bekerja, beberapa ratus meter dari pusat ledakan di Hiroshima.
Hidankyo telah bubar di 11 dari 47 prefektur di Jepang, sebagian karena anggota yang semakin tua. “Ini sulit, tapi saya ingin terus berusaha. Saya tidak ingin Nihon Hidankyo berhenti beraktivitas,” ujar Hamasumi. (*)