Mengenal Nihon Hidankyo, Penyintas Bom Nuklir Hiroshima, Penerima Nobel Perdamaian

Sabtu 19-10-2024,15:03 WIB
Reporter : Doan Widhiandono
Editor : Noor Arief Prasetyo

Sebagaimana para penyintas, penduduk Hiroshima berharap dunia tidak akan pernah melupakan pengeboman atom pada 1945. Ya, Nihon Hidyanyo, organisasi para penyintas itu dianugerahi penghargaan Nobel Perdamaian, 11 Oktober 2024.

---

SUSUMU Ogawa kini berusia 84 tahun. Dia berumur lima tahun ketika bom yang dijatuhkan Amerika Serikat hampir menghancurkan seluruh kota Jepang, 79 tahun lalu. Banyak anggota keluarganya termasuk di antara 140 ribu korban yang tewas.

“Ibu saya, bibi saya, kakek, dan nenek saya semuanya meninggal,” kata Ogawa kepada Agence France-Presse. Dia diwawancarai sehari setelah kelompok penyintas Nihon Hidankyo dianugerahi Nobel Perdamaian.

Ogawa tidak mengingat banyak peristiwa sekira delapan dekade silam. Tetapi potongan cerita dari kerabat dan penyintas lainnya menggambarkan sebuah gambaran mengerikan.

BACA JUGA:Nobel Kedokteran 2024

BACA JUGA:Han Kang, Sastrawan Korea Selatan Pertama Berhasil Raih Nobel Sastra

“Mereka hanya bisa menyelamatkan diri mereka sendiri sambil melihat orang lain binasa di dalam neraka tersebut,” ujarnya.

"Semua senjata nuklir di dunia harus ditinggalkan," tambah Ogawa. 

“Kami paham betul betapa mengerikannya senjata nuklir. Kami tahu apa yang terjadi di Hiroshima,” ucapnya.

Kini, Ogawa mengungkapkan rasa sedihnya terhadap situasi di Timur Tengah sekarang. “Mengapa orang saling berperang? Melukai satu sama lain tidak akan membawa kebaikan,” katanya.


LOGO NIHON HIDANKYO ditunjukkan kepada wartawan ketika pengumuman Nobel Perdamaian 2024 di Oslo, Norwegia, 11 Oktober 2024. Logo itu menggambarkan harapan pada perdamaian abadi.-JAVAD PARSA-NTB VIA AFP-

Sabtu, 12 Oktober 2024, adalah sebuah akhir pekan yang cerah. Wisatawan dan warga lokal berjalan-jalan di sekitar Taman Peringatan Perdamaian Hiroshima. Di situlah dulu bom berjuluk Little Boy meledak dengan kekuatan setara 15 ribu ton TNT.

Saat bom itu meledak, suhu mencapai sekitar 7.000 derajat Celsius. Memanggang apa saja. Angin badai api mengisap oksigen dari udara. Membakar rumah-rumah hingga berjarak beberapa kilometer.

BACA JUGA:Nobel Perdamaian 2023 untuk Aktivis Perempuan Iran, Masih Berjuang Lawan Penindasan

Kategori :