Eathink Rilis SELARAS, Panduan Makan Sehat Sekaligus Keberlanjutan Pangan

Rabu 23-10-2024,17:13 WIB
Reporter : Guruh Dimas Nugraha
Editor : Guruh Dimas Nugraha

Dunia baru saja memperingati Hari Pangan Sedunia yang jatuh pada 16 Oktober lalu. Beragam panduan makan sehat dirilis. Termasuk dari Eathink. Kelompok itu memperkenalkan panduan baru makan sehat yang lebih menyeluruh: SELARAS atau Seimbang, Lokal, Alami, Beragam, Sadar.

Eathink memperkenalkan konsep makan sehat SELARAS. Jaqualine Wijaya, CEO dan Co-founder Eathink, menjelaskan bahwa panduan itu hadir untuk menjembatani celah yang ada dalam rekomendasi diet yang sudah ada. 

"Kami melihat bahwa panduan seperti Isi Piringku dari Kemenkes hanya berfokus pada aspek kesehatan. Padahal, rekomendasi diet seharusnya mencakup lebih banyak aspek. Termasuk keberlanjutan lingkungan," ungkapnya. 

BACA JUGA:Hari Pangan Sedunia 16 Oktober: Memantau Perkembangan Food Estate dan UU Ciptaker di Indonesia


Eathink memperkenalkan panduan baru makan sehat yang lebih menyeluruh: SELARAS atau Seimbang, Lokal, Alami, Beragam, Sadar.-pixabay-pixabay.com

Baginya, SELARAS melengkapi panduan Kemenkes dengan memperhitungkan dampak terhadap lingkungan. Selain itu, banyak rekomendasi diet dari luar negeri yang sifatnya global dan kurang relevan untuk masyarakat Indonesia.

"Panduan kami mencoba menawarkan sesuatu yang lebih kontekstual dengan kebutuhan lokal,” tambah Jaqualine.

Dionysius Subali, dosen Sport Nutrition di Fakultas Bioteknologi Universitas Katolik Indonesia Atma Jaya, menyebutkan bahwa SELARAS merupakan panduan yang holistik. “Tidak hanya mendorong pola makan sehat. Tetapi juga memperhatikan prinsip keberlanjutan pangan," ungkapnya. 

BACA JUGA:16 Oktober Hari Pangan Sedunia, Simak Sejarah dan Tujuan Peringatannya

Artinya, makanan sehat yang dikonsumsi harus dipastikan dapat tersedia untuk generasi mendatang. "Dengan memikirkan aspek lingkungan, kita tidak hanya menjaga kesehatan saat ini, tetapi juga masa depan,” jelas Dion.

Seimbang: Bukan Sekadar Satu Piring

Prinsip ‘Seimbang’ dalam panduan SELARAS masih merujuk pada panduan Isi Piringku yang mengatur bahwa setengah porsi makanan diisi dengan sayur dan buah. Sedangkan setengah lainnya dengan protein, karbohidrat, dan lemak. 

Namun, Eathink memperkenalkan fleksibilitas yang lebih tinggi dalam prinsip itu. Jaqualine menekankan bahwa kita tidak harus memaksakan keseimbangan gizi dalam satu kali makan. “Banyak orang ragu untuk makan sehat karena berpikir bahwa setiap kali makan harus lengkap gizinya. Padahal, yang penting adalah memastikan kebutuhan gizi harian terpenuhi dan bisa konsisten dalam jangka panjang,” jelasnya.

BACA JUGA:FISIP Unair Penelitian Ketahanan Pangan

Contohnya, jika kita makan masakan Padang di siang hari yang biasanya sudah mengandung sayuran, meskipun sedikit, maka camilan sore sebaiknya diimbangi dengan buah, bukan gorengan.

Dionysius menekankan pentingnya mengenali kebutuhan gizi berdasarkan aktivitas fisik harian. "Orang yang bekerja di kantor, misalnya, sebaiknya mengonsumsi lebih banyak sayur dan buah. Sementara orang yang aktivitas fisiknya lebih berat mungkin memerlukan lebih banyak karbohidrat," ujarnya.

Kategori :