Aparat Tiongkok Menelepon Warga dan Bertanya Apakah Sedang Hamil

Rabu 30-10-2024,14:02 WIB
Reporter : Doan Widhiandono
Editor : Noor Arief Prasetyo

’’SAYA mendapat telepon dari aparat pagi ini. Ia bertanya apakah saya sedang hamil,” demikian bunyi sebuah unggahan viral di platform media sosial Tiongkok, Xiaohongshu.

Unggahan tersebut disukai lebih dari 11 ribu kali. Juga menerima ribuan komentar. Dan itu adalah satu dari banyak cerita yang menggambarkan pengalaman serupa.

Para wanita Tiongkok berbagi bahwa mereka menerima panggilan telepon aneh dari orang yang mengaku sebagai pekerja pemerintah. Si penelepon bertanya tentang perencanaan keluarga dan kehamilan.

Seorang pengguna Xiaohongshu dengan nama akun Guo Guo mengaku menerima telepon yang terasa sangat pribadi dan mengganggu. Wanita karir dengan dua anak itu ditanya kapan punya anak ketiga. 

BACA JUGA:Thailand Temukan Anggur Shine Muscat dari Tiongkok Terkontaminasi Zat Berbahaya

BACA JUGA:Tiongkok Seriusi Satelit Beidou, Pilih 39 Kota untuk Uji Coba Teknologi Navigasi

Meskipun terkejut, Guo Guo tetap menjawab bahwa dia tidak punya waktu. Terlalu sibuk bekerja. Eh, si penelepon tersebut menjawab: “Anda bisa hamil dulu. Jika ibu mertua Anda tidak bisa merawat anak-anak Anda, Anda bisa meminta ibu Anda.”

“Panggilan cek kesuburan” juga menjadi topik tren di situs mikroblogging Sina Weibo. Para pengguna bertanya apakah panggilan telepon itu legal. Lalu, apakah pantas menanyakan hal-hal pribadi dan invasif seperti itu kepada wanita.


ANAK-ANAK TIONGKOK berlarian sembari membawa bendera di Fuxing Park, Distrik Huangpu, Shanghai, 30 September 2024.-HECTOR RETAMAL-AFP-

“Pemerintah seperti putus asa,” tulis seorang pengguna Weibo yang disukai banyak pengguna lain. “Saya tidak bisa melihat seberapa efektif interogasi seperti ini dalam jangka panjang. Bagaimana ini akan berkontribusi pada jumlah populasi?” tulisnya.

“Ini bahkan lebih aneh daripada panggilan penipuan,” kata pengguna lain.

Memang, aparat di lingkup pemerintahan terbawah punya tugas baru. Mereka harus menelepon perempuan di seluruh negeri sebagai bagian dari “kampanye besar-besaran yang diselenggarakan oleh jaringan administratif distrik.”

“Pemerintah pusat juga berharap untuk mengetahui mengapa banyak wanita enggan memiliki lebih banyak anak agar bisa merancang opsi kebijakan baru,” bunyi laporan kampanye yang kutip oleh South China Morning Post, 29 Oktober 2024 tersebut.


WARGA BERJALAN-JALAN di sekitar Drum and Bell Towers di Beijing. Tiongkok terus berupaya mendongkrak populasi warganya.-ADEK BERRY-AFP-

Pekerja akan mencatat dan mengumpulkan informasi seperti data pernikahan dan kelahiran. Data itu lantas dimasukkan ke dalam sistem pemantauan pusat, menurut Caixin Global, sebuah grup media yang berbasis di Beijing.

Kategori :