Dua Wanita Gagal Taklukkan Donald Trump

Kamis 07-11-2024,10:22 WIB
Reporter : Tofan Mahdi*
Editor : Yusuf Ridho

BACA JUGA:Biden Sebut Trump Harus Dijerat secara Politis, Memicu Ketegangan Jelang Pemilu

HILLARY DAN HARRIS

Partai Demokrat dikenal sebagai partai yang moderat, sedangkan Partai Republik terkesan konservatif. Sejumlah isu publik yang sering kali memosisikan pendukung kedua partai pada posisi yang diameteral, antara lain, isu aborsi (pro life vs pro choice), kesetaraan gender dan LGBT, serta isu imigran. 

Dalam isu aborsi, pendukung Partai Demokrat berada di posisi ”pro choice” (boleh aborsi), sedangkan pendukung Partai Republik memilih ”pro life” (aborsi adalah ilegal). 

Meski tidak sekeras perdebatan tentang isu aborsi, dalam konteks tertentu, bias gender tetap menjadi isu politik yang sering diperdebatkan. Peran perempuan dalam politik di AS tidak sebesar yang disuarakan para pegiat kesetaraan gender. 

BACA JUGA:Berebut Simpati Warga Pennsylvania, Kamala Kunjungi Gereja, Trump Berlagak Jadi Pegawai McDonald

BACA JUGA:Belajar dari Dua Kali Penembakan Trump

Praktis, AS tidak banyak memiliki politikus wanita yang andal. Bahkan, Hillary Clinton menjadi kandidat presiden wanita pertama yang diusung partai politik besar. 

Pada Pilpres 2016, Hillary yang pada masa pemerintahan Barrack Obama menjadi menteri luar negeri dijagokan Partai Demokrat. 

Meski meraih popular vote lebih banyak, Hillary kalah dalam perolehan kursi elektoral dari Donald Trump dengan suara 227:304. AS gagal memiliki seorang presiden wanita dalam sejarah.

BACA JUGA:Tersangka Penembakan di Dekat Lapangan Golf Trump Diduga Mantan Aktivis Pro-Ukraina

BACA JUGA:Terjadi Lagi! Upaya Pembunuhan Calon Presiden AS Donald Trump Jelang Pemilu, Pelaku Menembak Dari Semak-Semak

Sukses mengalahkan Trump pada Pilpres 2020, Joe Biden menjadi presiden pertama di AS dengan seorang wakil presiden wanita, Kamala Harris.  Sulit menebak manuver politik Partai Demokrat, pada Pilpres 2024 partai tersebut justru mengusung Kamala

Harris sebagai capres. Sentimen gender diduga sebagai salah satu alasan kemenangan Trump pada pilpres tahun ini. 

Kesalahan-kesalahan Trump di masa lalu –bahkan perkara hukum yang menimpa ia, termasuk dua kali menghadapi impeachment– ternyata tidak banyak memengaruhi publik AS untuk tetap memilih Trump daripada Harris. 

PROTEKSIONIS

Kategori :