Gadis Kecil Penjual Kue Itu Ajarkan Arti Harga Diri

Jumat 08-11-2024,08:33 WIB
Oleh: Prof Dr dr Ario Djatmiko*

DI kota bekasi ada warung sate kambing yang menurut saya enak atau mungkin nostalgia saja… ah nggak penting. Yang jelas, saya dan saudara kembar saya (alm) dulu sering menikmati sate di sana. Beberapa hari lalu saya mendapat pelajaran hidup yang sangat berharga. 

Ceritanya begini:

Turun dari bandara CGK, sebelum sampai ke rumah kakak, saya mampir ke warung sate itu. Entah karena kangen satenya atau karena nostalgia. I miss my twin brother

Tempatnya tidak berubah, sederhana, kursi plastik biru tetap ada di sana, tetapi pelanggan penuh sampai saya harus menunggu untuk dapat kursi. 

BACA JUGA:Inilah Gadis Kecil yang Viral Menangis dan Doakan Ernando Ari Tepis Penalti, PSSI Temuin Dong!

Saya dan sopir duduk semeja. Seperti biasa, saya yang bersihin sendiri mejanya yang basah (minuman kececer) dengan tisu kering.

Tusukan satenya kecil-kecil. Saya pesan 30 tusuk: 10 tusuk untuk saya, 10 tusuk untuk driver, dan 10 tusuk dibawa pulang.

Saat saya menunggu sate terhidang, datang seorang anak perempuan kecil cantik kira-kira seumur cucu saya (7 tahun). Berkaus merah kecokelatan, dia menjajakan kueh kering. 

BACA JUGA:Marwah, Kebangkitan Perupa Perempuan setelah 78 Tahun Indonesia Merdeka (2): Harga Diri Perempuan

Dia tersenyum manis, ”Ini harganya 20 ribu, Bapak. Tapi, bungkusannya besar”. Saya lihat. Ya, memang besar, ya murah banget. 

Saya tidak berminat, memang saya tidak pernah beli camilan. Tapi, saya selalu memberikan ”angpao” kepada orang-oranag seperti mereka, apalagi anak kecil. 

Mengapa? Sungguh saya sangat respek kepada mereka, orang-orang yang berjualan ngider (asongan) seperti itu. Mereka luar biasa hebat, setiap hari berjuang menyabung nyawa untuk besok. ”Apa makan?” 

Dia tidak tahu bahwa dia sebenarnya adalah seorang anak yang berhak hidup layak, mendapat pendidikan yang layak, dan bahagia seperti cucu-cucu saya. 

Namun, dia harus terus jalan menyusuri terik matahari sepanjang jalan kota untuk menjajakan kue kering yang tampaknya biasa-biasa saja. 

Dia tidak tahu, sebenarnya dia anak yang berhak mendapat perlindungan.

Kategori :