Kemenangan Trump: Doktrin ”America First” dan Implikasinya ke Pasar Global

Jumat 08-11-2024,16:03 WIB
Oleh: Sukarijanto*

BACA JUGA: Trump Unggul, Demokrat Muram dan Gelisah

Trump dikenal dengan slogan ”Make America Great Again” serta pendekatannya yang tegas, tidak jarang menimbulkan kontroversi karena gaya komunikasi verbalnya yang langsung dan lugas. 

Setelah kalah dalam pemilihan 2020 dari Joe Biden, Trump tetap aktif di kancah politik, bahkan pada 2024 kembali mencalonkan diri sebagai presiden AS, sampai dengan meraih kemenangannya.

Kini banyak ekonom dan pengamat keuangan yang memprediksi, situasi pasar global akan berubah pasca kemenangan Donald Trump pada kontestasi pemilihan presiden melawan musuh bebuyutannya dari Partai Demokrat pada Rabu, 6 November 2024. 

ARAH PASAR GLOBAL

Tampilnya kembali Trump ke Gedung Putih, diyakini banyak ekonom, akan melanjutkan kebijakan yang pernah ditempuhnya di era 2016–2020. 

Doktrin ”America First” adalah pendekatan kebijakan luar negeri yang diusung Donald Trump, yang memprioritaskan kepentingan nasional AS di atas segalanya, mengurangi ketergantungan AS pada impor, dan memajukan industri dalam negeri. 

Konsep itu membawa dampak signifikan pada berbagai aspek, termasuk hubungan luar negeri, kebijakan ekonomi dan perdagangan, serta pola interaksi dengan sekutu maupun lawan. 

Dengan fokus pada prioritas domestik, kebijakan itu sering kali memicu ketegangan dengan negara lain, terutama ketika menyangkut isu perdagangan dan aliansi strategis. 

Ketegangan tersebut dapat mengakibatkan gejolak di pasar global dan memengaruhi harga komoditas, serta menciptakan ketidakpastian di kalangan investor. 

Sebagai contoh, Donald Trump pernah mengenakan tarif sebesar USD 250 miliar pada barang-barang impor dari Tiongkok. Maka, sebagai tindakan retaliasi, Tiongkok membalas dengan tarif pada produk-produk AS. 

Kebijakan tersebut menciptakan ketegangan yang signifikan dalam hubungan dagang antara kedua negara maupun implikasinya terhadap negara partner dagang Tiongkok seperti Indonesia yang terkena getahnya. 

Kebijakan agresifnya terhadap Tiongkok dan partner dagangnya, dengan implementasi tarif tinggi, diprediksi akan berlanjut. Gejolak ketidakpastian sangat mungkin terjadi pada pasar, termasuk fluktuasi harga saham dan konflik dalam perdagangan internasional. 

Harga emas bisa mengalami kenaikan. Sebab, ketidakpastian perdagangan mendorong investor untuk mencari aset aman. Harga minyak mungkin akan berfluktuasi, bergantung pada dampak kebijakan perdagangan terhadap permintaan global. 

Implikasinya, jika ketegangan memperlambat pertumbuhan ekonomi, harga minyak bisa tertekan. 

Volatilitas pasar akan sering terjadi akibat kebijakan dan pernyataan Trump yang sering kali provokatif sehingga para investor harus bersiap menghadapi volatilitas yang muncul secara tak terduga. 

Kategori :