Kemenangan Trump: Doktrin ”America First” dan Implikasinya ke Pasar Global

Jumat 08-11-2024,16:03 WIB
Oleh: Sukarijanto*

SETELAH diafirmasi tepat melewati pukul 5.30, Rabu, 6 November 2024, waktu Bagian Timur Amerika, dengan memenangkan Negara Bagian Wisconsin yang menjadi medan pertempuran elektoral, Donald J. Trump kandidat presiden dari Partai Republik telah meraih suara di atas ambang batas, yaitu 277 suara. 

Ia mengalahkan seterunya dari partai demokrat, Kamala Harris, dengan raihan 224 suara. 

Kini AS kembali dipimpin Donald Trump. Kemenangan Donald Trump dalam Pilpres 2024 memang belum diumumkan secara resmi. Namun, dari hasil quick count kali ini, tampaknya sangat decisive

Artinya, amatlah kecil peluang Kamala Harris untuk membalik keadaan. Terlebih, Trump diuntungkan oleh sejarah AS yang sampai hari ini benar-benar belum bisa mengubah tradisi patriarki dengan menerima kepemimpinan seorang wanita di Gedung Putih. 

BACA JUGA:Pidato Kemenangan, Trump Ucapkan Terima Kasih Atas Dukungan Kelompok Muslim dan Arab Amerika

BACA JUGA:Prabowo Ucapkan Selamat ke Trump, Berharap Akan Perdamaian dan Stabilitas Dunia

Dan, itu pernah dibuktikan dalam pilpres AS pada 2016. Kala itu Trump pernah mengalahkan seterunya dari Partai Demokrat juga, yakni Hillary Clinton. 

Kemenangan Donald Trump menyamai sejarah yang pernah diukir presiden AS, yakni Grover Cleveland, yang menjabat selama dua periode di Gedung Putih dari tahun 1885–1889 dan 1893–1897.

Sebenarnya, kemenangan Trump jauh hari telah diprediksi. Ia tidak akan menemui kesulitan ketika melawan Kamala Harris, kandidat sekaligus wakil presiden AS petahana, sejak pasca pengunduran diri Joe Biden pada kontestasi pemilihan presiden karena masalah kesehatan beberapa bulan sebelumnya. 

BACA JUGA:Dua Wanita Gagal Taklukkan Donald Trump

BACA JUGA:Presiden Prabowo Berikan Ucapan Selamat Pada Donald Trump Atas Kemenangannya Dalam Pilpres AS

Dalam berbagai jajak pendapat, warga AS lebih merindukan sosok yang mampu mempersonifikasikan diri sebagai figur pemimpin bangsa yang mengutamakan kepentingan negerinya dengan karakteristik nasionalisme, proteksionisme, dan populisme. 

Dan, itu ada pada sosok Donald Trump, seorang pengusaha sukses yang sebelumnya menjadi presiden AS pada 2016–2020. 

Gaya kepemimpinannya sering kali kontroversial dan mengutamakan prinsip ”America First”, yang berfokus pada kebijakan ekonomi domestik yang cenderung proteksionis dan nasionalis. 

BACA JUGA:Trump Si Houdini Politik

Kategori :