UNIVERSITAS AIRLANGGA genap berusia 70 tahun, sebuah usia yang tidak lagi muda untuk ukuran perguruan tinggi di Indonesia. Berdiri pada 10 November 1954, Universitas Airlangga merupakan perguruan tinggi negeri kedua yang didirikan pemerintah Indonesia, setelah Universitas Gadjah Mada.
Pendirian Universitas Airlangga adalah gagasan dari Presiden Pertama Republik Indonesia Bung Karno. Bung Karno adalah arek Suroboyo sehingga paham betul kebutuhan masyarakat kota yang baru beberapa tahun lepas dari cengkeraman penjajahan Belanda.
Bung Karno meresmikan sendiri perguruan tinggi yang digadang-gadang menjadi pusat pengembangan intelektual rakyat Indonesia bagian timur tersebut. Saat itu Universitas Airlangga adalah satu-satunya perguruan tinggi yang didirikan di Jawa bagian timur yang diharapkan menjangkau kebutuhan tenaga terdidik untuk Indonesia bagian timur.
Peresmian dilakukan di aula fakultas kedokteran di Karangmenjangan. Fakultas kedokteran merupakan kelanjutan dari Nederlandsch Indische Artsen School (NIAS) yang merupakan pendidikan tinggi kedokteran yang didirikan pemerintah kolonial Belanda pada 1913.
Dalam pidato peresmiannya yang dikutip banyak surat kabar yang terbit saat itu, Bung Karno menyampaikan bahwa sengaja meresmikan perguruan tinggi negeri tersebut bertepatan dengan peringatan Hari Pahlawan. Pada hari itu ada tiga tempat penting yang diresmikan. Yakni, Tugu Pahlawan Si Guntang di Palembang, Makam Pahlawan Kalibata di Jakarta, dan Universitas Airlangga di Surabaya.
Bung Karno menyampaikan bahwa tiga tempat yang diresmikan pada hakikatnya merupakan perwujudan cita-cita para pahlawan yang telah gugur dalam memperjuangkan kemerdekaan.
Pertama, hal itu merupakan bentuk penghormatan kepada orang-orang yang kita cintai yang telah melakukan pengorbanan terbesar untuk negeri ini. Bagaimanapun, hanya negara yang paham bagaimana cara menghormati para pahlawan yang akan menjadi besar.
Kedua, khusus untuk pendirian Universitas Airlangga, Bung Karno menekankan bahwa perguruan tinggi itu didirikan untuk mengembangkan ilmu pengetahuan (sains) yang fokus pada masyarakat dan kemanusiaan.
Ilmu pengetahuan yang dapat menciptakan dunia yang bahagia dan melahirkan pribadi-pribadi yang berakhlak mulia (Algemeen Indisch Dagblad, 12 November 1954).