Pesan Bung Karno kepada Universitas Airlangga

Senin 11-11-2024,17:24 WIB
Oleh: Purnawan Basundoro*

BACA JUGA:Rapat Pleno Senat Akademik Universitas Airlangga (1): Mencari Pemimpin Transformatif Unair ke Depan

BACA JUGA:Rapat Pleno Senat Akademik Universitas Airlangga (2-Habis): Mengejar dan Mendongkrak Reputasi Global

Bung Karno menyadari bahwa selama ratusan tahun dijajah Belanda dan Jepang, masyarakat Indonesia telah diperlakukan sangat tidak manusiawi dan diperbudak mereka. 

Dalam majalah Fikiran Ra’jat Nomor 21, 18 November 1932, ia menulis sebuah artikel yang cukup provokatif dengan judul Orang Indonesia Tjoekoep Nafkahnja Sebenggol Sehari???

Artikel tersebut menggambarkan bagaimana rakyat Indonesia telah  diperlakukan dengan sangat tidak manusiawi oleh pemerintah kolonial dengan digaji sangat rendah. 

Pernyataan itu digunakan untuk menyanggah pernyataan pejabat kolonial, direktur binnenlandsch bestuur (BB), bahwa rakyat Hindia Belanda bisa hidup dengan biaya 2,5 sen gulden sehari (satu benggol). 

Bung Karno pantas marah dengan pernyataan Direktur BB tersebut karena telah memosisikan manusia Indonesia pada derajat yang sangat rendah. Uang senilai 2,5 sen gulden sangat rendah pada saat itu, yang menggambarkan tentang pikiran pejabat kolonial bahwa manusia pribumi tidak perlu sejahtera.

Apa yang dirasakan Bung Karno mengenai penderitaan rakyat Indonesia pada saat dijajah Belanda menjadi dendam yang harus ditebus saat Indonesia sudah merdeka. Ia selalu mengatakan bahwa kemerdekaan adalah jembatan emas menuju kepada rakyat yang adil, makmur, dan beradab. 

Dalam pandangan Bung Karno, Universitas Airlangga adalah salah satu wujud dari jembatan emas itu, yang akan mengangkat derajat dan harkat manusia melalui jalan ilmu pengetahuan yang rasional. 

Dalam kuliah umum yang dilakukan setelah peresmian, Bung Karno menekankan bahwa upaya menjadikan rakyat Indonesia makmur dan sejahtera adalah dengan demokrasi ekonomi. 

Demokrasi ekonomi memberikan kesempatan kepada rakyat kecil, yang oleh Bung Karno disebut marhaen, untuk ikut menikmati sumber daya ekonomi yang melimpah untuk kesejahteraan mereka tanpa ada pembatasan-pembatasan. 

Demokrasi ekonomi dimaksudkan agar Indonesia tidak terjebak kepada kapitalisme yang pada masa kolonial menjadi senjata bagi Belanda untuk mengeruk kekayaan Indonesia.

Pada usia yang ke-70, Universitas Airlangga telah berusaha merealisasikan semua pesan Bung Karno. Universitas Airlangga telah berkembang menjadi universitas terkemuka di tingkat dunia dengan ranking yang terus naik, yang saat ini menempati pringkat ke-308 dunia dan 52 Asia. 

Peringkat yang terus membaik di tingkat global menjadi bukti bahwa Universitas Airlangga telah berhasil menjadikan dirinya sebagai pusat riset yang unggul dalam bidang masyarakat dan kemanusiaan sebagaimana harapan Bung Karno.

Ilmu-ilmu kemanusiaan (humaniora) yang berpusat di fakultas ilmu budaya menjadi salah satu tempat untuk mewujudkan harapan Bung Karno tentang lahirnya manusia Indonesia berakhlak yang menekankan aspek soft skill

Hanya dengan pendidikan humaniora yang maju bangsa ini tidak terjebak kepada urusan material semata, sebagaimana watak dari kolonialisme yang pernah mencengkeram bangsa ini selama ratusan tahun.

Kategori :