Hari Pahlawan dan Dies Natalis Ke-70 Unair

Selasa 12-11-2024,09:33 WIB
Oleh: Junaedi Khotib-Bagong Suyanto*

HALAMAN depan kantor manajemen Universitas Airlangga, pagi hari, Minggu, 10 November 2024, berubah seperti kamp pejuang kemerdekaan Republik Indonesia. Seluruh pimpinan universitas, fakultas, para dosen, tenaga kependidikan, dan mahasiswa mengenakan pakaian Bung Tomo dan pakaian para pejuang kemerdekaan. 

Peringatan Hari Pahlawan 10 November 2024 berlangsung meriah dan khidmat. Semua peserta upacara berusaha menyelami semangat juang para pahlawan dan pejuang dengan cara mengenakan pakaian para pejuang. 

Itu dilakukan civitas academica Universitas Airlangga bukan sekadar untuk memperingati Hari Pahlawan. Namun, upacara juga digelar untuk menghormati jasa para pahlawan dan pejuang kemerdekaan yang telah mengorbankan jiwa dan raga untuk meraih kemerdekaan Republik Indonesia tercinta.

BACA JUGA:Refleksi Hari Pahlawan 10 November 2023: Pahlawan Penjaga Asa

BACA JUGA:Spirit Hari Pahlawan: Surabaya dan Gaza, Dua Kota yang Tak Pernah Menyerah

Tema peringatan Hari Pahlawan tahun 2024 adalah Teladani Pahlawanmu, Cintai Negerimu. Di tengah kondisi masyarakat yang sedang menghadapi berbagai tekanan dan persoalan ekonomi, tema itu sungguh tepat. Sebuah ajakan untuk mengingat kembali semangat dan daya juang para pahlawan yang tidak pernah kenal lelah dan pantang menyerah melawan penjajahan.

PAHLAWAN

Peringatan Hari Pahlawan tahun 2024 digelar bersamaan dengan perayaan Dies Natalis Ke-70 Universitas Airlangga. Bagi Universitas Airlangga, perayaan dies natalis kali ini terasa istimewa. 

Menurut QS, Universitas Airlangga ditetapkan sebagai perguruan tinggi yang menduduki ranking ke-2 di Indonesia dan ranking ke-52 di Asia. Itu adalah prestasi yang sangat membanggakan sekaligus merupakan kado istimewa bagi Universitas Airlangga di usia ke-70.

BACA JUGA:Unair Gelar Pengabdian Masyarakat Internasional

BACA JUGA:Unair: UKT Tetap, Prestasi Meningkat

Sebagai pembina upacara, Rektor Universitas Airlangga Prof Muhammad Nasih mengingatkan peserta upacara agar menghayati, mensyukuri, serta senantiasa mengisi kemerdekaan dengan hal-hal yang positif.

Sebagai bangsa yang mengalami penjajahan, tidak hanya kebebasannya yang dirampas para penjajah, tetapi juga mengalami berbagai penderitaan dan kesengsaraan.

Rektor mengajak peserta upacara menoleh nasib bangsa Palestina dan bangsa-bangsa lain yang kini tengah berjuang untuk meraih kemerdekaan. Sebuah bangsa yang mengalami penjajahan niscaya akan mengalami berbagai tekanan dan penderitaan. 

Indonesia yang kini telah merdeka berkat perjuangan para pahlawan tentu harus disyukuri. Bangsa yang merdeka adalah bangsa yang bebas dari penjajahan dan tekanan. Adalah tugas para generasi sekarang untuk mengisi kemerdekaan dengan agenda dan kegiatan yang bermanfaat bagi bangsa dan negara.

Kategori :