Dalam arahannya, rektor mengajak para peserta untuk selalu menghargai jasa para pahlawan, termasuk salah satunya mengingat kembali Resolusi Jihad.
Resolusi Jihad adalah bukti keterlibatan dan peran ulama melawan penjajahan. Para ulama pada waktu revolusi dan awal kemerdekaan mengajak bangsa Indonesia, khususnya para pejuang di sekitar daerah Kota Surabaya, untuk tidak menyerah dan tetap berjuang menpertahankan kemerdekaan.
Surabaya adalah kota dan saksi sejarah perjuangan arek-arek Soroboyo, pemuda-pemuda dari berbagai daerah, para santri, dan masyarakat melawan penjajah. Aksi penjajah kolonial yang ingin menggagalkan hasil perjuangan bangsa Indonesia tidak membuat semangat perlawanan para pejuang surut.
Generasi muda saat ini harus selalu menghormati jasa para pahlawan. Pahlawan adalah orang-orang yang membela negara dan bangsa tanpa pamrih. Mereka adalah para pejuang yang tidak mengharapkan bayaran.
Berbeda dengan karyawan yang melakukan kerja demi gaji bulanan, pahlawan selalu bersedia mengorbankan darah, bahkan nyawanya, demi kemerdekaan.
BUNG TOMO
Dalam peringatan Hari Pahlawan, salah satu acara yang menarik adalah ketika Wakil Rektor AMA Prof Bambang Sektiari membacakan pidato Bung Tomo yang mengajak arek-arek Surabaya dan para pemuda untuk tidak menyerah pada ancaman kolonial.
Dengan suara yang menggelegar, Prof Bambang membawakan pidato Bung Tomo yang menyerukan semangat tak pernah menyerah.
Merdeka atau mati. Itulah seruan Bung Tomo yang hingga kini perlu terus digelorakan.
Sebuah bangsa yang telah merdeka niscaya tidak akan menggadaikan kehormatan dan harga dirinya untuk kepentingan pribadi dan kelompoknya.
Peringatan Hari Pahlawan tahun 2024 semoga menjadi momen yang menjadikan kita selalu menghargai perjuangan para pahlawan dan berjuang mengisi kemerdekaan dengan kegiatan yang bermanfaat hingga terwujud Indonesia Emas. (*)
*)Junaedi Khotib adalah dekan Fakultas Farmasi, Universitas Airlangga.
*)Bagong Suyanto adalah dekan FISIP, Universitas Airlangga.