BACA JUGA:World Bank Temui Presiden di Istana: Apresiasi Pertumbuhan Ekonomi dan Rendahnya Inflasi
BACA JUGA:Semangat Gotong Royong, Pemkot Surabaya Optimistis Koperasi Dorong Pertumbuhan Ekonomi
Wacana Indonesia ingin mengejar pertumbuhan ekonomi 8% bergaung kembali menjelang adanya transisi pemerintahan dari Presiden Joko Widodo kepada presiden dan wakil presiden terpilih 2024-2029, Prabowo Subianto bersama dengan wakilnya Gibran Rakabuming Raka.
Prabowo pernah mengungkapkan tekad bahwa setelah berdiskusi dengan para ahli serta menganalisis data dan indikator ekonomi bahwa ekonomi Indonesia dapat tumbuh hingga mecapai 8%.
Target pertumbuhan tersebut diharapkan dapat tercapai dalam kurun dua hingga tiga tahun di era kepemimpinannya. Menurut pernyataan Prabowo saat menghadiri Qatar Economic Forum 2024 di Doha, Indonesia menetapkan target pertumbuhan ekonomi sebesar 5,5 persen pada 2025, yaitu tahun pertama masa kepemimpinannya.
BACA JUGA:Swiftonomics, Kutub Baru Pertumbuhan Ekonomi
BACA JUGA:Pertumbuhan Ekonomi Jawa Timur Stabil di Tengah Gelombang Inflasi Triwulan Pertama 2024
Target ini dimasukkan ke dalam kerangka kebijakan ekonomi makro dan fiskal (KEM PPKF) 2025. Prabowo menekankan bahwa kebijakan hilirisasi akan menjadi kunci dalam mencapai pertumbuhan ekonomi. Salah satu faktor pendorong pertumbuhan di awal pemerintahannya adalah hilirisasi di sektor pertanian, pangan, digitalisasi dan energi.
Prabowo juga menegaskan keinginan untuk beralih ke energi hijau dengan memproduksi diesel dari minyak kelapa sawit, yang dapat menghemat biaya impor diesel sebesar 20 miliar dolar AS per tahun.
MEWASPADAI FAKTOR PENGHAMBAT
Sejumlah ekonom mengungkapkan upaya mewujudkan ambisi pertumbuhan ekonomi Indonesia 8 persen per tahun bisa direalisasikan dan bukan hal yang mustahil. Namun demikian, pertumbuhan tersebut bukan pada tingkat rerata melainkan dapat dicapai dalam satu tahun tertentu.
BACA JUGA:Pertamina Dukung Percepatan Pertumbuhan Ekonomi Masyarakat di Wilayah Transmigrasi
BACA JUGA:Konflik di Timur Tengah Memanas, Pertumbuhan Ekonomi Jatim Dipredksi Tetap di Atas 4 Persen
Sebagai catatan, dalam kurun waktu tahun 1961 sampai tahun 2023 pertumbuhan rata-rata Indonesia 5,11 persen, dan hanya lima kali tumbuh 8 persen atau lebih.
Yaitu tahun 1968 (10,92 persen), 1973 (8,10 persen), 1977 (8,76 persen), 1980 (9,88 persen) dan 1995 (8,22 persen). Artinya, selama 63 tahun peluang ekonomi Indonesia tumbuh minimal 8 persen bukan suatu hal mustahil bisa dikejar.
Terdapat sejumlah faktor, baik internal dan eksternal yang dinilai sebagai penghambat ekonomi menuju pertumbuhan ekonomi 8 persen di tahun depan. Pertama, yakni adanya pelemahan permintaan dan terjadi oversupply di Tiongkok.