HARIAN DISWAY - Presiden RI Prabowo Subianto mengajak investor Peru dan Amerika Selatan untuk berinvestasi di Indonesia. Ia mengungkapkan saat ini Indonesia membutuhkan USD 600 miliar atau sekitar Rp9.542 triliun untuk hilirisasi 26 komoditas.
Kepala negara menyampaikan hal tersebut dalam KTT APEC CEO Summit di Lima, Peru, pada Jumat, 15 November 2024.
"Kami memiliki 26 komoditas yang kami bertekad untuk memiliki industri pengolahannya. Kami menghitung bahwa kami membutuhkan investasi sekitar USD 600 miliar," jelasnya.
Dilansir melalui Youtube Sekretariat Presiden, Prabowo menyatakan bahwa Indonesia memiliki potensi sumber daya luar biasa, seperti dalam program perikanan, budidaya perairan, dan industri pengolahan.
BACA JUGA:Prabowo Berpidato di Forum APEC CEO Summit 2024, Paparkan Potensi Panas Bumi dan Perairan Indonesia
BACA JUGA:Prabowo Terima Penghargaan Bergengsi Order Of The Sun Dari Presiden Peru
Prabowo juga berkomitmen untuk mendorong eksplorasi lebih lanjut dalam sektor minyak, gas, dan mineral lainnya.
"Jadi, hadirin sekalian, Indonesia terbuka untuk bisnis yang lebih besar," tuturnya.
Presiden juga berkomitmen untuk melindungi semua investasi di Indonesia dan memastikan kondisi ekonomi yang menguntungkan, serta siap bekerja sama dengan investor dalam menciptakan kesejahteraan bersama.
Pemahaman kata Prabowo berasal dari keterlibatan dan negosiasi. "Jadi, saya sangat senang menghadiri KTT APEC ini, untuk memperkenalkan diri, memperkenalkan negara saya, dan mengundang kerja sama," kata Prabowo.
BACA JUGA:Awali Kunker ke Peru, Presiden Prabowo dan Presiden Dina Boluarte Bahas Ekonomi, Sosial, Hingga IKN
BACA JUGA:Momen Prabowo Sarapan Pagi Bersama PM Australia Anthony Albanese di Peru
Dalam pidatonya, mantan Menteri Pertahanan itu juga menegaskan keyakinannya terhadap peran bisnis swasta dalam sebuah negara. Sebagai mantan pengusaha, ia menyadari bahwa bisnis swasta memerlukan kepastian hukum.
"Saya sangat yakin akan peran bisnis swasta. Sebelum saya masuk pemerintahan, saya juga seorang pengusaha. Jadi saya memahami dari kedua sisi berbagai kekhawatiran, tantangan yang dihadapi oleh bisnis swasta," ucapnya.(*)