Pilkada Jawa Timur 2024 adalah momen krusial bagi kita untuk menentukan masa depan provinsi tercinta ini. Sebagai warga Jawa Timur, kita dihadapkan pada pilihan: mempertahankan kepemimpinan saat ini atau memberi kesempatan kepada pemimpin baru yang menawarkan solusi nyata untuk tantangan besar yang kita hadapi. Sebagai pemimpin umat, saya merasa berkewajiban untuk mengingatkan: janji tanpa bukti tidak mencerminkan amanah.
Janji Konektivitas: Retorika Besar Tanpa Hasil Nyata
Paslon nomor dua, yang merupakan petahana, kembali mengangkat program Trans Jatim sebagai solusi untuk memperluas konektivitas di Jawa Timur. Sepintas, ini terdengar menjanjikan, tetapi mari kita lihat realitanya:
- Hingga saat ini, Trans Jatim baru mencakup beberapa rute terbatas. Sementara itu, wilayah pedesaan seperti Madura, Ngawi, dan Madiun masih jauh dari manfaat program ini.
- Bagaimana mungkin janji ekspansi terdengar realistis jika rute yang sudah ada saja belum optimal?
Konektivitas memang merupakan kebutuhan penting bagi masyarakat Jawa Timur. Namun, tanpa perencanaan matang dan eksekusi yang serius, janji ini hanya akan menjadi pengulangan narasi tanpa substansi.
BACA JUGA:Risma Soroti Krisis Air dan Konektivitas Jalan di Debat Pilgub Jatim Terakhir
BACA JUGA:Hasto Puji Risma di Debat Terakhir Pilgub Jatim 2024: Pemimpin yang Andalkan Hati Rakyat
Industri Lokal Magetan: Potensi Besar, Perhatian Kecil
Kabupaten Magetan memiliki potensi yang luar biasa, terutama dalam industri kulit yang telah menjadi kebanggaan lokal. Tetapi, di mana kontribusi nyata petahana selama ini?
- Janji pembangunan exit tol di Magetan untuk mendukung industri lokal hingga kini belum terealisasi.
- Kemajuan industri kulit lebih banyak disebabkan oleh usaha masyarakatnya sendiri, bukan dukungan aktif dari pemerintah.
Jika selama masa jabatan sebelumnya dukungan nyata belum diberikan, apakah kita bisa yakin janji kali ini akan terpenuhi?
Krisis Lingkungan: Masalah Besar yang Diabaikan
Sebagai ulama, saya memandang menjaga lingkungan sebagai amanah besar dari Allah SWT. Sayangnya, kondisi lingkungan Jawa Timur semakin memburuk, seolah tidak menjadi prioritas:
- Sampah yang tak terkelola: Jawa Timur memproduksi lebih dari 5,7 juta ton sampah per tahun, tetapi sekitar 2,5 juta ton di antaranya tidak terkelola dengan baik. Jika ini terus dibiarkan, dampaknya akan dirasakan oleh generasi mendatang.
- Pencemaran Sungai Brantas: Sungai Brantas, yang menjadi sumber penghidupan jutaan orang, semakin tercemar oleh limbah industri dan rumah tangga tanpa penanganan serius.
Mengabaikan isu lingkungan ini bukan hanya kelalaian, tetapi juga bentuk pengkhianatan terhadap amanah rakyat.
Paslon Nomor Tiga: Fokus pada Solusi Nyata
Paslon nomor tiga, yang dipimpin oleh Tri Rismaharini, menawarkan pendekatan yang berbeda: solusi konkret dan terukur. Sebagai pemimpin yang sudah terbukti melalui kerja nyata, program-program yang diusulkan terlihat lebih membumi dan fokus pada kebutuhan masyarakat. Beberapa program unggulannya meliputi:
- Transportasi multifungsi: Bukan sekadar janji konektivitas besar, tetapi juga solusi praktis seperti transportasi multifungsi untuk kepulauan Madura, yang mencakup angkutan barang, orang, dan layanan kesehatan.
- Revitalisasi sungai dan penghijauan: Program ini tidak hanya memperbaiki lingkungan, tetapi juga meningkatkan kualitas hidup masyarakat, terutama di daerah rawan.
- Pembangunan jalan tembus: Mempercepat akses antarwilayah tanpa bergantung pada proyek besar yang kerap terhambat realisasinya.
Risma telah membuktikan keberhasilannya di Surabaya, sehingga ada harapan besar bahwa janji-janji ini akan diwujudkan, bukan sekadar kata-kata.
Pesan untuk Warga Jawa Timur
Sebagai pemimpin umat, saya ingin mengingatkan bahwa memilih pemimpin adalah amanah besar. Dalam Al-Qur'an, Allah SWT berfirman:
"Sesungguhnya Allah memerintahkan kamu menyampaikan amanat kepada yang berhak menerimanya." (QS. An-Nisa: 58)
Petahana sudah diberi waktu untuk membuktikan diri, tetapi hasilnya belum memenuhi harapan.