Momen Kritis Putus Cinta di Kasus Jalan Ngaglik

Jumat 22-11-2024,23:46 WIB
Oleh: Djono W. Oesman

BACA JUGA:Cinta Maut di Tangerang dan Karakter Hewani

BACA JUGA:Cinta Segitiga di Kulon Progo Berakhir Maut

Kemudian, Andre berubah melemah. Menurunkan tensi marah. Jadi kalem. Sepertinya ia sudah pasrah atas nasib hubungan mereka. Lalu, ia minta tolong Linda mengambilkan air minum di dapur. Mungkin air minum benar-benar memadamkan amarah. Linda menurutinya. Dengan lega.

Ternyata tidak begitu. 

AKBP Aris: ”Saat korban jalan ke belakang rumah hendak mengambil air minum, diam-diam tersangka mengambil piringan besi atau pelat barbel. Berat piringan itu sekitar 5 kilogram. Lalu, tersangka menyusul korban dan memukul kepala korban beberapa kali dengan piringan itu.”

Masih terjadi perlawanan korban. Terjadi perkelahian. Korban mencakar leher tersangka, juga lengan kanan tersangka (ada bukti bekas cakaran). Situasi tambah panas. Tersangka menghajar korban dengan piringan itu. Sampai meninggal di tempat.

BACA JUGA:Pembunuhan Bocah 5 Tahun Akibat Cinta Segitiga: Cemburu Bisa Membunuh

BACA JUGA:Puisi Cinta buat Pengantin di Bogor

Kronologi itu mengindikasikan, motifnya bukan sekadar harta. Bukan kebohongan atau rebutan harta. Bukan perselingkuhan finansial. Melainkan, pada alasan Linda minta balik nama itu: Niat mengakhiri pacaran. 

Pasangan asmara (suami istri atau pacar) berada di saat kritis ketika hendak putus. Ibarat orang menunggangi macan. Di saat orang masih menunggangi, ia baik-baik saja. Si macan tetap berjalan, orangnya duduk di punggung macan. Namun, ketika turun, orangnya bisa diterkam.

Prof Betty Jo Barrett, guru besar program studi perempuan dan gender di University of Windsor, Kanada, mengatakan, ”Penelitian menunjukkan, risiko pembunuhan dalam hubungan asmara (suami istri atau pacar) menjadi paling tinggi selama masa perpisahan.”

BACA JUGA:Petualangan Cinta di Mutilasi Bekasi

BACA JUGA:Kalkulasi Pembunuhan di Cinta Segitiga Maut

Pendapat Prof Barrett itu dikutip CBC News, 8 Desember 2016, berjudul Leaving relationship is ”most dangerous time” for domestic violence victims, experts say

Barrett adalah peneliti senior bidang kekerasan pasangan intim di Kanada. Dia menyatakan, hasil riset itu terkait pemberitaan CBC News tentang pembunuhan yang menghebohkan warga Ontario, Kanada, pada 2016.

Kasus yang dianalisis adalah tragedi suami istri sama-sama dokter. Mohammed Shamji, 43, dokter ahli bedah saraf. Dan, istrinya, Elana Fric-Shamji, 40, dokter umum yang terkenal di sana.

Kategori :