Gunung Fuji, Ikon Kultur dan Alam Jepang, Puncaknya Kembali Bersalju

Senin 25-11-2024,20:27 WIB
Reporter : Guruh Dimas Nugraha
Editor : Guruh Dimas Nugraha

Gunung Fuji, puncak tertinggi Jepang yang menjadi simbol nasional abadi, akhirnya kembali bersalju sejak Rabu pagi, 6 November 2024. Fenomena itu mengakhiri periode tanpa salju terpanjang. Badan Meteorologi Jepang memulai pencatatan itu sejak 130 tahun silam.

Gunung Fuji. Gunung setinggi 3.776 meter itu telah lama dipuja sebagai ikon spiritual, politik, dan budaya Jepang. Puncaknya yang bersalju sering digambarkan dalam lukisan, puisi, serta berbagai barang promosi pariwisata. Sebagai citra keabadian. 

Namun, tahun ini, Gunung Fuji mengalami keterlambatan salju yang mencolok. Cukup lama puncaknya tak bersalju. Sehingga membuat banyak warga Jepang merasa resah.

BACA JUGA:5 Gaya Rumah Jepang, Inspirasi Hunian Minimalis dan Harmonis


Gambar yang diambil dari siaran langsung, menunjukkan Gunung Fuji dengan lapisan salju di puncaknya, pada 6 November 2024.-Agence France Presse-Getty Images

“Ini pertama kalinya kami tidak melihat salju di Gunung Fuji pada awal November,” ujar Takefumi Sakaki, pejabat dari Kota Fujiyoshida, kota kecil di kaki Gunung Fuji. “Rasanya aneh melihat puncak gunung jadi kosong tak bersalju cukup lama,” tambahnya.

Rata-rata, salju pertama biasanya turun di Gunung Fuji pada awal Oktober. Salju kerap turun dan menghiasi puncak Fuji pada 2 Oktober. Bisa lebih. Namun, tak sampai beberapa hari atau beberapa minggu. 

Tapi pada tahun ini, hingga awal November, puncak gunung tetap tanpa salju. Jika tanggal 6 November dikonfirmasi sebagai hari pertama turunnya salju, itu akan menjadi rekor terbaru untuk salju pertama paling lambat dalam sejarah pencatatan, yang dimulai sejak tahun 1894.

BACA JUGA:7 Rekomendasi Restoran dengan Nuansa Jepang di Surabaya

Menurut laporan media lokal, salju terlihat mulai menyelimuti puncak Gunung Fuji pada Rabu pagi. Foto-foto yang dipublikasikan menunjukkan lapisan salju tipis yang menghiasi puncak ikonik tersebut. Namun, awan tebal sempat menutupi pemandangan. Sehingga pengamatan langsung baru dilakukan beberapa jam kemudian.

Para peneliti menyebut perubahan iklim sebagai salah satu faktor yang memengaruhi keterlambatan salju tersebut. Jepang sendiri baru saja mengalami musim panas terpanas dalam sejarah, menyamai rekor tahun 2023. 

Cuaca yang hangat secara tidak biasa juga berlanjut hingga musim gugur. Membuat salju pertama di Gunung Fuji tertunda lebih lama.

BACA JUGA:Sinopsis Operation Undead, Film Zombie Thailand Dengan Latar Belakang Invasi Jepang

Tomoki Tanaka, seorang peneliti di kantor meteorologi sekitar 20 mil dari Gunung Fuji, menyebut bahwa meskipun ada banyak faktor yang memengaruhi fenomena itu, perubahan iklim jelas memainkan peran signifikan.

“Musim yang lebih hangat membuat salju sulit terbentuk lebih awal. Itu merupakan pola yang semakin sering terlihat,” ujarnya.

Gunung Fuji tidak hanya terkenal karena ketinggiannya. Tetapi juga karena posisinya dalam budaya Jepang. Dalam tradisi Shinto dan Buddha, puncak bersalju Gunung Fuji dianggap sebagai simbol keabadian. 

Kategori :