Khasanah Ramadan 2025 (2): Titian Kerinduan

Minggu 02-03-2025,05:00 WIB
Reporter : Suparto Wijoyo *)
Editor : Guruh Dimas Nugraha

HARIAN DISWAY - Simaklah dalam-dalam suasana di Ramadan 1446 Hijriah ini. Publik menyambutnya selaksa tamu agung yang hadir. Sangat antusias. Alhamdulillah. Demikianlah memang diteladankan dari generasi ke generasi.

Bahkan otoritas negara terlibat dan masyarakat luas kian terpikat dengan Ramadan. Kebutuhan sandang pangan jangan sampai terlewatkan. Perdagangan kecil dan besar tumbuh tanpa perlu kebijakan khusus dari skema anggaran pemerintah hasil efisiensi, pun ada.

Lapak-lapak depan rumah menjamur menyediakan jajanan takjil. Aneka pilihan makanan dipajang penuh warna dan itu baru sedikit hal untuk banyak hal pernak-pernik laku sosial yang muncul dalam setiap bulan Ramadan.

BACA JUGA: Khasanah Ramadan 2025 (1): Barakallah, Puasa Lagi, Kan...

Masjid-masjid dan surau-surau di kampung-kampung nan jauh dari perkotaan juga semakin meriah. Umat membangun kesepakatan sosial semacam social contract dengan seruan tunggal: Marhaban ya Ramadan.

Di gang-gang sempit dan perumahan-perumahan sederhana di wilayah Surabaya ataupun kabupaten sekitar, ramai menyambut puasa Ramadan. Anak-anak memenuhi masjid atau musala dekat rumahnya untuk menyalakan pengeras suara.

Pegang mik erat-erat. Suarakan lantunan ayat-ayat istimewa firman Tuhan. Al-Qur'an dikumandangkan. Tadarus yang semasa kecil saya diselenggarakan habis salat Tarawih, kini maju lebih awal.

BACA JUGA: Khasanah Ramadan (1): Puasa sebagai Rahasia 

Usai salat Subuh berjamaah di masjid, anak-anak dan orang-orang dewasa melingkarkan diri. Nderes, melantunkan bacaan kitab sucinya. Bahkan anak-anak silih berganti untuk mengaji sepanjang hari.

Ini indah dan tradisi yang tampak tumbuh kembang dalam awal Ramadan 1446 H. Ini menandakan bahwa Ramadan hadir sebagai cawan spiritual. Iman anak-anak dan remaja serta orang tua dipintal.

Kebersamaan ke masjid dan harmoni di rumah terbangunkan setelah setahun sibuk dengan rutinitas. Tampaknya ini hikmah dari awal Ramadan yang bertepatan Sabtu yang berlanjut ke Ahad, 1 dan 2 Maret 2025 yang berbarengan dengan libur kantoran maupun sekolahan.

BACA JUGA: Khasanah Ramadan (2): Tadarus, Suluh Keimanan

Dua hari yang menjadi ajang penenunan jarak menjadi dekat di antara komunitas warga, saya menyaksikan betapa Ramadan membawa konstruksi sosial yang memberikan kesan umat melangkah dalam titian kerinduan.

Ternyata ada kerinduan atas datangnya bulan Ramadan dan mereka memakmurkan dengan mengaji, berbagi rezeki. Tukar makanan dan penyediaan iftar di langgar-langgar bertambah semarak.

Perilaku umat menjadi saling menolong dan rela mengeluarkan harta serta tenaga guna memberikan kemaslahatan bagi sesama. Tepat tulisan ini saya buat. Anak-anak di gang-gang rumah belakang terlintas bergumul dalam seruan mengaji sore hari.

Kategori :