Kemudian, Dinas Kesehatan juga melakukan Skrining Kesehatan Terintegrasi. Upaya tersebut melibatkan berbagai sektor, termasuk perusahaan, sekolah, dan masyarakat berisiko.
BACA JUGA:Proyek Penanganan Banjir Surabaya Berlanjut hingga 2026, Eri: Sampai Tak Ada Genangan
Termasuk berkolaborasi dengan perguruan tinggi, seperti kegiatan Geliat Unair yang fokus pada penanggulangan TBC pada anak.
"Upaya penemuan kasus ini dengan cara melibatkan peran lintas sektor di masing-masing wilayah melalui berbagai kegiatan," ujar Nanik.
Penanganan Pasien TBC
Selain penemuan kasus, penanganan juga dilakukan terhadap pasien yang datang ke fasilitas pelayanan kesehatan (fasyankes).
Hal itu termasuk memperluas jejaring layanan TBC melalui kerja sama dengan rumah sakit, klinik, dan dokter praktik mandiri.
Dinas Kesehatan juga memperkuat jejaring internal TBC di layanan fasyankes dan mengoptimalkan kolaborasi program TBC-HIV serta TBC-DM.
BACA JUGA:Puncak Musim Hujan Tiba, Cegah Penyakit Demam Berdarah Dengan Langkah-Langkah Ini
BACA JUGA:Upaya Pemerintah Indonesia Mengatasi TBC dengan Target Eliminasi 2030
"Kami juga melakukan penguatan, pendampingan, pemantauan, dan dukungan sosial untuk mempertahankan pengobatan," tegas Nanik.
Dukungan dari Kementerian Kesehatan
Wakil Menteri Kesehatan RI Dante Saksono Harbuwono juga menekankan pentingnya penanganan TBC. Ia menyebutkan bahwa Indonesia memiliki estimasi 1.092.000 kasus TBC.
"Kami targetkan deteksi dini dapat mencapai 1 juta kasus pada tahun depan," ujarnya.
Dengan langkah-langkah ini, Pemkot Surabaya berkomitmen untuk menurunkan jumlah kasus TBC melalui pemeriksaan dini yang lebih masif, sehingga penanganan dapat dilakukan dengan cepat dan efektif. (*)