"Di bagian timur, seperti di Waru, sudah ada rumah pompa, tetapi di bagian barat, seperti di Ketintang, juga harus ada pompa tambahan untuk mengendalikan aliran air dari Kali Surabaya," tambah Mudji.
Lebih jauh, Mudji mengingatkan supaya infrastruktur untuk penanganan banjir tidak bisa diselesaikan dalam waktu singkat.
"Ini adalah proses berkelanjutan. Anggaran pemerintah kota harus difokuskan pada infrastruktur pengendalian banjir, dan tidak bisa selesai dalam lima atau sepuluh tahun. Perbaikan harus dilakukan secara bertahap," tegasnya.
Selain dari sisi infrastruktur, Mudji juga menyoroti pentingnya kesadaran masyarakat dalam penanganan banjir.
Masyarakat perlu lebih peduli terhadap kebersihan lingkungan, terutama dalam hal pembuangan sampah.
BACA JUGA:Pemkot Surabaya Cegah Korupsi di 8 Area Kunci, Apa Saja?
BACA JUGA:RSUD Eka Candrarini Fokus Sediakan Pelayanan Khusus bagi Korban KDRT di Surabaya Timur
Sejumlah petugas dari DPKP Surabaya berupaya menyedot banjir dari permukiman warga imbas hujan lebat yang terjadi di Surabaya, pada Selasa, 10 Desember 2024.-DPKP Surabaya-
"Karena sampah yang dibuang sembarangan dapat menyumbat aliran air dan menyebabkan genangan," katanya.
Ia juga mengusulkan agar saluran dalam kompleks perumahan baru segera terhubung dengan saluran milik pemerintah kota.
"Ini akan membantu mencegah banjir di area tersebut," pungkas Mudji. (*)