HARIAN DISWAY - Yamaha MotoGP menghadapi momen krusial dalam sejarahnya dengan mempertimbangkan transisi dari mesin empat silinder segaris ke konfigurasi V4.
Keputusan strategis yang akan diambil pada 2025 itu bertujuan untuk menjawab tantangan teknis dan mengimbangi para pesaing di grid MotoGP.
Di tengah rumor hengkangnya Fabio Quartararo pada 2026, Yamaha juga memperkuat skuadnya dengan mendatangkan tim satelit Pramac Yamaha untuk musim 2024, berharap langkah ini menjadi pijakan menuju kesuksesan baru.
Garasi Yamaha MotoGP berada di titik balik sejarah. Pabrikan Jepang yang dikenal dengan mesin empat silinder segaris kini mempertimbangkan untuk beralih ke mesin V4, seperti yang digunakan oleh para pesaing utama mereka.
Langkah ini menjadi krusial menjelang musim MotoGP 2025 dan perubahan regulasi pada 2027.
BACA JUGA:Livery Baru Pramac Racing Yamaha Siap Tampil di Sepang 2025?
BACA JUGA:KTM Gelar Tes Tertutup di Jerez Meski Hampir Bangkrut, Buktikan Komitmen di MotoGP
Hingga saat ini, Yamaha belum membuat keputusan final terkait mesin yang akan digunakan pada MotoGP 2025.
Rumor juga menyebutkan bahwa Fabio Quartararo, pembalap andalan Yamaha, berniat hengkang setelah kontraknya berakhir pada 2026.
Sejak Suzuki hengkang dari MotoGP pada 2022, Yamaha menjadi satu-satunya tim yang masih menggunakan konfigurasi mesin empat silinder segaris.
Kelemahan ini mendorong Yamaha untuk menjajaki pengembangan mesin V4 dengan bantuan Marmotor, perusahaan milik insinyur balap Luca Marmorini.
Marmotor terlibat dalam dua proyek Yamaha: meningkatkan performa mesin segaris dan mengembangkan mesin V4.
Penting untuk dicatat bahwa Yamaha adalah pelopor sukses saat MotoGP beralih dari mesin dua langkah ke empat langkah pada 2002.
BACA JUGA:Tantangan Yamaha MotoGP: Mesin Inline-4 vs Mesin V4
BACA JUGA:Masa Depan KTM di MotoGP Dibayangi Krisis Keuangan, Utang Nyaris Rp 50 Triliun