Mudik Nataru, Berburu Cuan di Balik Redistribusi Pendapatan

Senin 16-12-2024,10:33 WIB
Oleh: Sukarijanto*

LIBURAN Natal dan tahun baru 2024-2025 di ambang pintu. Salah satu bentuk perayaan Natal sebenarnya tidak jauh berbeda dengan saudara mereka yang merayakan Lebaran. 

Kebiasaan yang masih lekat adalah dengan cara pulang kampung atau lebih dikenal dengan mudik ke kota asal. Agar dapat berkumpul lagi dengan orang tua dan keluarga, jutaan orang mudik dari kota –tempat mereka bekerja atau tinggal seperti Jakarta– menuju tanah kelahirannya, yaitu desa. 

Bagi mereka yang memanfaatkan moda transportasi umum sampai rela berdesak-desakkan di dalam angkutan massal, berpanas-panasan di atas sepeda motor, dan macet berjam-jam di jalanan merupakan kejadian yang selalu terjadi di setiap Lebaran. 

BACA JUGA:Dampak Ekonomi Mudik

BACA JUGA:Mudik

Dalam kenyataannya, perjalanan panjang selama mudik sering menjadi kisah perjalanan wisata yang menarik untuk diceritakan kepada keluarga.

Mudik dan pariwisata pada setiap libur panjang merupakan dua hal yang tidak terpisahkan. Pemudik, dalam perspektif pariwisata, dapat dimaknai sebagai wisatawan. 

Aktivitas pemudik sebagai wisatawan otomatis menggerakkan dinamika pariwisata nasional secara umum dan pariwisata daerah pada khususnya. 

BACA JUGA:Mudik Transformatif

BACA JUGA:Ekonomi Mudik

Dinamika aktif pariwisata ketika musim mudik tiba terlihat pada meningkatnya permintaan pemudik sebagai wisatawan terhadap hunian hotel, penggunaan berbagai moda transportasi, serta konsumsi makanan, hiburan, dan suvenir. 

REDISTRIBUSI PENDAPATAN

Tradisi mudik memiliki keunikan sendiri. Selain terjadi mobilitas perpindahan sekelompok manusia mudik, juga diiringi dengan pergerakan uang (dan modal) dari kota ke desa. Di titik itulah proses redistribusi pendapatan berlangsung. 

Pernah dalam suatu kesempatan Menteri Pariwisata dan Ekonomi Kreatif Kabinet Indonesia Maju, Sandiaga Uno menyampaikan fakta bahwa perputaran ekonomi saat momentum mudik saat Lebaran 2023 yang lalu diperkirakan mencapai Rp 240,1 triliun. 

BACA JUGA:Mudik Balik

Kategori :