Gathering Perusuh Disway 2024 (3-habis): Menggambar Wajah, Tumbuhkan Sikap Apresiatif

Selasa 17-12-2024,06:31 WIB
Reporter : Ghinan Salman
Editor : Mohamad Nur Khotib

Hari terakhir Gathering Perusuh Disway di Pacet, Mojokerto, berlangsung Minggu 15 Desember 2024. Dibuka dengan seluruh peserta menggambar lingkaran. Yang membimbing, Anda sudah tahu, seorang karikaturis terkemuka bernama Wahyu Kokkang. Mengapa penting menggambar lingkaran?

------

SIANG itu cuaca di Demi Indonesia Cerah (DIC) Farm, Pacet, Mojokerto cukup bersahabat. Langit tampak mendung. Sesekali matahari muncul meski malu-malu menampakkan sinarnya. Untungnya tidak hujan.

Sarasehan yang berlangsung di Rumah Adat Manado dengan hamparan sawah di sampingnya itu berlangsung gayeng. Acara tersebut juga didukung oleh sejumlah mitra. Yakni Bank Jatim, Wyndham Hotel, The Southern Hotel Surabaya Barby’s Bakery, Student Center UNESA, dan Cheers.


Kartunis Wahyu Kokkang menjelaskan filosofi menggambar lingkaran kepada para Perusuh Disway di bawah Rumah Adat Manado, Keasyikan para Perusuh Disway saat menggambar di bawah Rumah Adat Manado, DIC Farm, Pacet, Mojokerto, Minggu, 15 Desember 2024.-Boy Slamet/Harian Disway -

BACA JUGA:Gathering Perusuh Disway 2024 (1): Malam Pertama Selalu Penuh Tawa

Sebelum digelar forum diskusi membahas tema-tema berat soal revolusi persawahan, para perusuh diminta membuat lingkaran. Menggunakan secarik kertas putih ukuran F4 dan spidol berwarna hitam.

Para perusuh mengira itu hanya banyolan belaka. Tapi, langsung dibantah CEO Harian Disway Tomy Gutomo. "Ini serius," katanya lantas membuat sebagian perusuh melongo. 

Founder Disway Dahlan Iskan lalu melempar pertanyaan kepada para perusuh: mengapa penting menggambar lingkaran? Tidak ada yang tahu. 

BACA JUGA:Perusuh Disway Ikut Rayakan HUT ke-8 Komunitas Senam Dahlan Iskan, Senam Riang Gembira di Atlantis Land Kenjeran

Lalu Tomy memperkenalkan Wahyu Kokkang, seorang karikaturis yang karyanya sering masuk buku koleksi karikatur dunia. Karyanya juga cukup lama menghiasi koran Jawa Pos. Ya, Wahyu Kokkang lah yang memandu para perusuh menggambar lingkaran itu.

"Kenapa harus lingkaran? Jujur saya tidak paham,” katanya disambut tawa. Menurut teori yang ia ciptakan sendiri, kepala manusia tidak kotak.

Dunia kita tidak kotak. Ada lingkaran. Kehidupan kita banyak berhubungan dengan lingkaran.

Kertas ukuran F4 dan spidol berwarna hitam dibagikan kepada para perusuh. Kokkang lalu mempersilakan perusuh membuat lingkaran. Satu lingkaran, tiga lingkaran, dan empat lingkaran. 

BACA JUGA:Gathering Perusuh Disway 2024: Peserta Happy Diajak Nikmati Wisata Susur Kalimas

Kemudian, perusuh juga diminta membuat lingkaran yang cukup besar. Menggambar wajah sendiri. Kokkang mengatakan bahwa unsur terpenting dalam menggambar wajah adalah mata. Semua perusuh memiliki kebebasan membuat goresan sesuai ekspresinya. 

"Menggambar mata tentu ada alisnya. Dari garis begini (alis melengkung ke bawah, Red) kita sudah tahu ekspresinya. Ibu tadi bilang sedih. Mata memancarkan kesedihan. Ketika dikasih lengkung di mulutnya, sudah nggak sedih lagi," ujar Kokkang disambut gelak tawa.

Kategori :