SURABAYA, HARIAN DISWAY - Kasus Tuberkulosis (TBC) di Kota Surabaya, Jawa Timur, masih menjadi masalah serius. Terutama di kalangan anak-anak.
Berdasarkan data terbaru Dinas Kesehatan Kota Surabaya, dari total 10.741 penderita TBC yang ditemukan, sebanyak 1.327 kasus di antaranya menjangkit anak-anak usia 1-14 tahun.
Menurut Kepala Dinas Kesehatan Kota Surabaya Nanik Sukristina, penemuan kasus TBC anak dari Januari hingga 31 November 2024 mencapai 1.327 kasus. Jumlah itu setara 43 persen dari target 3.117 kasus yang harus ditemukan.
BACA JUGA:Kasus TBC di Surabaya Tembus 10.741 Penderita, Tahun Ini Naik 5 Persen
"Sebagian besar kasus TBC di Surabaya ditemukan di wilayah Surabaya Utara," ungkap Nanik kepada Harian Disway, Selasa, 17 Desember 2024.
Tingginya mobilitas penduduk di daerah perbatasan ini menjadi salah satu faktor tingginya kasus TBC di Surabaya.
Selain itu, stigma terhadap pasien TBC menjadi faktor utama penyebab tingginya angka kasus penyakit ini di Kota Pahlawan.
Berbagai upaya dilakukan untuk menanggulangi kasus TBC di Surabaya, baik melalui active case finding (pencarian kasus aktif TBC) maupun passive case finding (pencarian kasus pasif TBC).
BACA JUGA:Upaya Pemerintah Indonesia Mengatasi TBC dengan Target Eliminasi 2030
Dalam pencarian kasus aktif TBC, dinkes melibatkan peran lintas sektor di masing masing wilayah melalui berbagai kegiatan.
Kemudian, melaksanakan kegiatan investigasi kontak minimal 8 kontak serumah atau kontak erat.
Di samping itu, pihaknya juga berkolaborasi melakukan kegiatan skrining kesehatan terintegrasi di perusahaan, OPD, anak sekolah, populasi masyarakat umum dan masyarakat berisiko.
Skrining TBC yang diintegrasikan menggunakan portable x-ray berbasis AI yang kolaborasi dengan Kemenkes RI dan Poltekes Malang sudah dilakukan di 5 Puskesmas terpilih di Kota Surabaya.
BACA JUGA:Wawasan Series Merdeka dari TBC Ajak Masyarakat Berkontribusi Melawan TBC di Indonesia
"Yakni, Puskesmas Krembangan Selatan, Sawah Pulo, Tanah Kali Kedinding, Dupak, dan Pakis," jelasnya.