Bisnis Digital Bebas Masalah? Mulai dari Perlindungan Hak Cipta!

Rabu 18-12-2024,09:25 WIB
Oleh: Calvin Chandoko*

BACA JUGA:Melestarikan Budaya Tengger melalui Promosi Digital dan Pemberdayaan Ethnowellness

Pelanggaran hak cipta tidak hanya terbatas pada sektor hiburan. Platform e-commerce seperti Etsy, misalnya, sering mendapat kritik karena menjual produk tiruan yang melanggar hak cipta kreator (Klumpp, 2013; Tella & Oyeyemi, 2017). 

Media sosial seperti Facebook dan Pinterest juga menghadapi gugatan serupa dari kreator, termasuk fotografer yang menuntut atas penyalahgunaan karya mereka (Kiskis, 2023; Mendis, 2023).

KORELASI HAK CIPTA DENGAN BISNIS MASA DEPAN

Hak cipta memainkan peran penting dalam bisnis digital masa depan, lebih dari sekadar isu hukum, tetapi sebagai elemen strategis yang mengarah pada keberlanjutan dan inovasi bisnis. 

BACA JUGA:Demokrasi Digital dan Partisipasi Pemilih

BACA JUGA:Implementasi QRIS dan Inklusi Sistem Ekonomi Digital

Dalam pandangan saya, perlindungan hak cipta yang baik tidak hanya mendukung kreator, tetapi juga memperkuat daya saing perusahaan di pasar global. Sebagai contoh, perusahaan seperti Netflix dan Spotify bergantung pada lisensi yang sah untuk memastikan kelangsungan bisnis mereka. 

Penelitian menunjukkan bahwa perusahaan yang menghormati hak cipta menciptakan ekosistem inovasi yang lebih sehat, yang memberikan mereka keunggulan kompetitif yang signifikan (Nagaraj, 2018; Liu & Zha, 2018; Wang, 2023).

Selain itu, kolaborasi dalam ekosistem digital sangat bergantung pada kepastian hak cipta. Sistem lisensi yang jelas menjadi krusial dalam mendorong hubungan yang saling menguntungkan antara kreator dan distributor. 

BACA JUGA:Peran Media Digital dalam Membangun Rasa Nasionalisme dan Bela Negara

BACA JUGA:Konteks Baru Kata 'Menyala' di Era Digital

Saya berpendapat bahwa teknologi seperti Non-Fungible Tokens (NFT) memiliki potensi besar untuk monetisasi. Namun, tanpa sistem lisensi yang tepat, ekosistem itu bisa terhambat (Idelberger & Matyus, 2022). 

Konflik hak cipta berisiko merusak potensi kolaborasi dan merugikan bisnis baru, seperti yang disoroti oleh Guibault (2017).

Blockchain dan kecerdasan buatan (AI) dapat menjadi solusi untuk memastikan transparansi dan efisiensi dalam pengelolaan hak cipta. 

Dengan memanfaatkan teknologi itu, pelacakan kepemilikan hak cipta dan pembagian royalti dapat dilakukan secara lebih adil dan cepat (Cunha et al., 2021; Shen, 2021; Ali et al., 2022). 

Kategori :