Pada akhir 2026 atau awal 2027, akan ada pemilihan secara resmi.
BACA JUGA:Persembahan 1 Abad Nahdlatul Ulama, Presiden Jokowi Resmikan Gedung Tower RSIS Ahmad Yani
“Jika MLB tetap dipaksakan, itu justru akan menjadi contoh buruk bagi generasi mendatang dan mencoreng NU sebagai organisasi yang luhur,” katanya.
Ia menegaskan bahwa memaksakan MLB hanya akan membuang energi dan sulit diwujudkan.
Untuk menggelar MLB, setidaknya harus mendapatkan persetujuan 50 persen plus satu dari PCNU beserta jajaran lainnya.
“Jadi, lebih baik bersabar dan menunggu proses yang sudah ditentukan,” ujarnya.
BACA JUGA:Kisah dan Catatan Sejarah Langgar Gipo (Bagian 4): Embrio NU dan Titik Pusat Perjuangan Ulama-Santri
Saat ditanya mengenai asal mula munculnya gagasan MLB, Gus Fahmi menjelaskan bahwa hal itu dipicu oleh kekecewaan segelintir pihak yang berseberangan dengan PBNU.
“Wacana MLB ini bukan murni karena urusan organisasi, tetapi lebih karena ambisi individu,” ungkapnya.
Ia pun mengingatkan agar NU tidak dibawa ke ranah politik praktis. Khususnya di PCNU Jombang, bahkan kedua calon yang bertarung adalah kader NU.
“Alhamdulillah, dalam proses Pilkada serentak kemarin, kita berhasil menjaga NU agar tidak terseret dalam politik praktis,” tandasnya. (*)