HARIAN DISWAY – “NU bukan alat untuk mengejar kekuasaan, melainkan wadah membangun peradaban,” tegas Ketua PCNU Jombang K.H. Fahmi Amrullah Hadzik alias Gus Fahmi dalam keterangan resminya, Rabu, 18 November 2024.
Pernyataan itu disampaikan merespons wacana Musyawarah Luar Biasa (MLB) yang mencuat dari segelintir kader Nahdlatul Ulama (NU).
Menurutnya, NU harus tetap menjadi organisasi yang mengedepankan nilai-nilai luhur, sopan santun, dan keadaban, bukan terjebak dalam ambisi politik sesaat.
BACA JUGA:PCNU Tolak Presidium PO dan MLB NU di Surabaya, Sudah Koordinasi dengan Polisi
“Para muassis dan ulama NU sudah menyediakan pola dan tata krama dalam berorganisasi. Tradisi ini merupakan warisan nilai-nilai luhur dari Kanjeng Nabi Muhammad,” ujar cicit Hadratus Syeikh KH Hasyim Ashari itu.
Lebih lanjut, Gus Fahmi menegaskan bahwa NU didirikan bukan untuk kepentingan sesaat, apalagi untuk mengejar kekuasaan.
Tujuan pendirian NU adalah membangun peradaban masyarakat dalam beragama, sehingga masyarakat dapat hidup rukun sebagai warga negara.
Ia pun mengajak seluruh kader NU untuk memberikan teladan sebagai organisasi yang penuh sopan santun dan kesabaran.
BACA JUGA:Muhammadiyah dan Nahdlatul Ulama, 2 Ormas Bersaudara, Raih Zayed Award
Warga dan kader NU pantang menjadikan NU sebagai alat untuk mengejar jabatan tertentu.
“NU adalah wadah untuk membangun karakter kemanusiaan dengan menanamkan nilai-nilai agama demi terwujudnya peradaban yang luhur,” imbuhnya.
Menurut Gus Fahmi, mematuhi asas-asas organisasi, seperti aturan dasar (AD) dan aturan rumah tangga (ART), merupakan bagian dari nilai-nilai luhur yang mendukung terciptanya peradaban.
BACA JUGA:Holding Muhammadiyah, Waralaba Nahdlatul Ulama (NU)
“Taat pada peraturan organisasi adalah penanda bahwa seorang kader memahami ajaran kenabian dalam mengelola masyarakat dan umat,” ujarnya.
Gus Fahmi juga mengimbau agar para kader bersabar dan tidak terburu-buru. Sebab, masa khidmat kepengurusan saat ini tinggal dua tahun lagi.