Kali ini, mereka harus menghadapi kenyataan pahit dan berjuang lebih keras untuk mencari keadilan. Dinamika antara para napi yang sudah begitu dekat dengan penonton akan menjadi salah satu daya tarik utama di film ini.
BACA JUGA:Karate Kid: Legends Rilis Trailer Pertama, Jackie Chan dan Ralph Macchio Beradu Akting
BACA JUGA:Review Moana 2: Visual Meningkat, Sayang Kisah dan Lagunya Menurun
5. Proses Penulisan Naskah yang Matang
Proses penulisan naskah 2nd Miracle in Cell No. 7 memakan waktu sekitar 1,5 tahun. Alim Sudio menghabiskan waktu yang cukup lama untuk mengembangkan cerita yang tetap mempertahankan esensi dari film pertama, namun dengan sentuhan baru yang lebih emosional.
Meski tidak lagi nongol di layar, Vino G Bastian turut terlibat dalam pengembangan cerita. Ia mengungkapkan, setiap detail cerita dipertimbangkan dengan hati-hati.
"Agar film ini bisa menyentuh hati penonton dengan cara yang berbeda dari film pertama," jelas Vino.
BACA JUGA:Profil 6 Pemeran Film Modal Nekad, Gempi Debut Akting!
BACA JUGA:Sinopsis Film Modal Nekat, Sajikan Ketegangan dan Kejutan di Balik Komedi
6. Eits, Vino G Bastian Masih Nongol
Aktor Vino G Bastian di Gala Premiere event-@vinogbastian__-Instagram
Dalam 2nd Miracle in Cell No. 7, peran Vino G. Bastian tidak sebesar di film pertama. Sebab, karakternya memang dikisahkan sudah meninggal.
Kali ini, fokus cerita lebih banyak pada karakter Kartika yang diperankan oleh Graciella Abigail. Dia banyak berinteraksi dengan Hendro Sanusi (Denny Sumargo), mantan ketua lapas tempat Dodo dipenjara.
Keputusan kreatif tersebut menunjukkan keberanian sang pembuat film untuk mengeksplorasi karakter dan alur cerita baru.
Namun, meski tokohnya sudah mati, Vino G Bastian tidak sepenuhnya hilang. Ia masih nongol sedikit-sedikit. Biasanya dalam format flashback.
BACA JUGA:4 Film Besutan Martin Scorsese sebelum Era 2000 yang Mengubah Dunia Sinema
BACA JUGA:Review Moana 2: Visual Meningkat, Sayang Kisah dan Lagunya Menurun
7. Perubahan Sutradara yang Membawa Nuansa Baru
Sutradara 2nd Miracle in Cell No. 7 adalah Herwin Novianto. Ia menggantikan Hanung Bramantyo, sutradara di film pertama. Perubahan sutradara itu membawa nuansa baru dalam film ini, dengan gaya penyutradaraan yang lebih segar dan emosional.