Lagi, Cucu Bunuh Nenek

Sabtu 04-01-2025,11:00 WIB
Oleh: Djoko W. Oesman

Dikutip dari National Library of Medicine, 16 November 2020, berjudul: Homicide by men diagnosed with schizophrenia: national case–control study, diungkapkan hasil riset tentang itu.

Riset dilakukan lima ilmuwan psikologi dan psikiatri Inggris: Alison Baird, Roger T Webb, Isabelle M Hunt, Louis Appleby, Jenny Shaw.

Dipaparkan, orang yang didiagnosis menderita skizofrenia rentan melakukan tindak kekerasan serius. Terutama jika ada penyalahgunaan obat-obatan atau alkohol. 

Pengidap skizofrenia cenderung melakukan tindak kekerasan terhadap orang di dekatnya. Tapi pengidap skizofrenia yang juga konsumen narkoba atau minuman beralkohol menjadi 15 kali lebih mungkin membunuh orang di dekatnya dibanding pengidap skizofrenia  yang tidak mengonsumsi narkoba atau alkohol.

Metode riset, studi kasus-kontrol nasional yang mencakup semua pasien laki-laki yang sebelumnya dirawat dan didiagnosis menderita skizofrenia, yang dihukum karena pembunuhan antara 1 Januari 1997 dan 31 Desember 2012 di Inggris. 

Hasilnya, selama periode observasi, 160 pasien pria dengan skizofrenia dan riwayat masuk rumah sakit jiwa dan dihukum karena pembunuhan, dan mereka dicocokkan dengan 542 pasien kontrol pria yang tidak dihukum karena pembunuhan. 

Pasien yang melakukan pembunuhan lebih mungkin memiliki riwayat kekerasan dan gangguan kepribadian komorbid, atau penyalahgunaan narkoba. Mereka mayoritas tidak mematuhi rencana perawatan psikiatri. 

Hampir semua (94 persen) pembunuhan dilakukan oleh pasien yang memiliki riwayat penyalahgunaan alkohol atau narkoba dan atau yang tidak menerima perawatan psikiatri yang direncanakan.

Kesimpulannya, di Inggris dan Wales, pembunuhan oleh pasien skizofrenia tanpa penyalahgunaan zat narkotika - alkohol, serta menjalani perawatan psikiatri terencana, sangat jarang terjadi. 

Untuk mencegah kekerasan serius, layanan kesehatan mental harus fokus pada penyalahgunaan obat dan alkohol, kepatuhan pengobatan, dan rutin menjaga kontak dengan layanan.

Diungkapkan, hubungan antara pengidap skizofrenia dan tindak kekerasan telah diteliti secara luas. Penelitian ini (olah lima ilmuwan itu) difokuskan pada peningkatan risiko pembunuhan di antara individu dalam populasi pasien ini.

Pembunuhan yang dilakukan pengidap skizofrenia merupakan kejadian langka di Inggris. Hasil penelitian melaporkan bahwa 6 persen pembunuhan di Inggris dilakukan oleh orang-orang ini. 

Namun, penting untuk memeriksa faktor risiko spesifik untuk pembunuhan pada populasi pasien ini, yakni pengidap skizofrenia yang berisiko tinggi melakukan pembunuhan. 

Selain itu, dampak pembunuhan signifikan karena efeknya yang serius pada anggota keluarga dan teman-teman korban pembunuhan. 

Para peneliti menemukan bahwa seperempat pria di Inggris yang dihukum karena pembunuhan, dan lebih dari setengah pelaku wanita yang dihukum di Inggris dan Wales, memiliki riwayat penyakit mental seumur hidup dan 10 persen telah berhubungan dengan layanan kesehatan mental pada tahun sebelum pembunuhan.

Dalam kasus cucu membunuh nenek di Cianjur dan Jakarta, belum diteliti (setidaknya tidak diumumkan polisi) bahwa pelaku dalam perawatan psikiater. Kecuali, tersangka MAS yang menurut ibunya, Mitha, 40, MAS pernah empat kali dibawa sang ibunda ke psikiater, yang berarti hampir positif bahwa MAS pengidap skizofrenia.

Kategori :

Terkait

Sabtu 04-01-2025,11:00 WIB

Lagi, Cucu Bunuh Nenek

Jumat 03-01-2025,11:00 WIB

Lagi, Cucu Bunuh Nenek