Sat-set, BRICS

Kamis 09-01-2025,17:32 WIB
Reporter : Taufik Lamade
Editor : Yusuf Ridho

Di era Jokowi, Indonesia sudah mendekat ke BRICS. Bahkan, sudah menjadi tamu saat pertemuan di Johannesburg, Afrika Selatan. 

Jokowi sempat berbicara di forum itu. Namun, Jokowi memilih tetap berada di luar pagar. Alasannya masih mempertimbangkan.

Begitu naik, Prabowo tancap gas. Sat-set, langsung menyampaikan surat expression of interest alias surat pernyataan minat sebagai persyaratan menjadi anggota. Mendahului Thailand dan Malaysia yang sebelumnya digadang-gadang mengajukan diri sebagai anggota tetap.

BACA JUGA:Menlu Sugiono Hadiri KTT BRICS Plus 2024 di Rusia

BACA JUGA:Putin Sebut Mata Uang BRICS Masih dalam Tahap Gagasan

Ada delapan negara yang memosisikan diri sebagai mitra BRICS. Selain Thailand dan Malaysia, ada Kazakhstan, Uzbekistan, Belarus, Bolivia, Kuba, dan Uganda. Sebagian dari mereka, seperti Belarus, Kazakhstan, dan Kuba, adalah sekutu tradisional Rusia, termasuk dalam aliansi militer.

Melihat gebrakan awal Prabowo itu, bakal penuh kejutan politik luar negeri ke depan. Lihat saja lawatan perdananya sebagai presiden. Yang mendapat sambutan hangat di setiap negara kunjungannya.

Prabowo memilih Tiongkok sebagai negara pertama yang dikunjungi. Padahal, sebagian besar presiden kita memilih Malaysia atau Australia, dua tetangga berbatas pagar, sebagai lawatan perdana.

BACA JUGA:BRICS Dorong Pembentukan Mata Uang Alternatif: Upaya Mengurangi Dominasi Dolar AS

BACA JUGA:Arah Kebijakan Politik Luar Negeri Prabowo: Pertahankan Prinsip Non-Blok hingga Gabung BRICS

Apakah Prabowo akan mengulang era Soekarno? 

Soekarno mampu menempatkan Indonesia sebagai aktor di panggung politik dunia. Tak hanya diplomasi ”cari aman”. Tapi, juga mengambil risiko sebagai motor dan penggerak organisasi dunia.

Lihat saja, Soekarno menjadi penggagas utama Konferensi Asia-Afrika. Sebab itu, acara internasional tersebut digelar di Jakarta dan Bandung. Lahir Dasasila Bandung yang kemudian menjadi ruh berdirinya Gerakan Nonblok.

Soekarno juga memperlihatkan taringnya saat menggelar Ganefo. Itu bentuk perlawanannya terhadap imperialisme Barat di bidang olahraga. Ganefo yang diselenggarakan pada 10–22 November 1963, diikuti 51 negara di Jakarta, sebagai tandingan Olimpiade.

Soekarno bereaksi setelah berbeda pendapat dengan IOC, penyelenggara Olimpiade. Berawal dari Asian Games di Jakarta 1962. Soekarno menolak kehadiran Israel dan Taiwan karena persoalan politik. IOC lantas membekukan keanggotaan Indonesia. Sedihkah Soekarno? Tidak. Soekarno lantas membalas dengan Olimpiade tandingan. Ganefo.

Gerakan dan keberanian Soekarno membuat Indonesia sangat dihormati di dunia internasional. Suara Indonesia sangat didengar karena selalu menjadi inisiator dunia.

Kategori :