Arah Kebijakan Politik Luar Negeri Prabowo: Pertahankan Prinsip Non-Blok hingga Gabung BRICS

Arah Kebijakan Politik Luar Negeri Prabowo: Pertahankan Prinsip Non-Blok hingga Gabung BRICS

Prabowo Subianto saat berpidato di forum Barisan Pengusaha Pejuang beberapa waktu lalu-Dokumen Gerindra-

HARIAN DISWAY--Prabowo Subianto mendapat giliran terakhir di panggung Center for Strategic and International Studies (CSIS). Yakni para capres berpidato menyampaikan gagasan mereka bertema Kebijakan Luar Negeri

Ganjar Pranowo mendahului pada Selasa, 7 November 2023. Menyusul kemudian Anies Baswedan pada esoknya. Dan terakhir giliran Prabowo di Auditorium CSIS, Gedung Pakarti Centre lantai 3, Tanah Abang, Jakarta Pusat, kemarin.

BACA JUGA:Undian Nomor Urut Capres-Cawapres Malam Ini, TKN Prabowo-Gibran Siap Dapat Angka Berapa Pun

BACA JUGA:Gibran Bisa Amankan Suara Prabowo di Jatim Karena Faktor Ini...

Prabowo tak segan membeberkan gagasan-gagasan politik luar negerinya bila terpilh jadi presiden. Itu disampaikan di hadapan ratusan akademisi dan peneliti. 

“Kita ingin melaksanakan politik bertetangga baik, good neighbour policy, kita ingin menjadi tetangga baik bagi seluruh tetangga-tetangga di kawasan kita,” ungkapnya. 

Sebab, kata Prabowo, Indonesia telah menganut prinsip non-blok sejak dulu. Itu berarti Indonesia tidak akan bergabung dengan pakta militer atau blok politik global manapun.

Prinsipnya, seribu kawan terlalu sedikit, satu lawan terlalu banyak. Bagi Prabowo, suasana yang damai bersama dengan negara tetangga sangat dibutuhkan. Terutama untuk pertumbuhan ekonomi.

BACA JUGA:Soal Oknum Polisi Pasang Baliho Prabowo-Gibran, Dasco: Tidak Masuk Akal

BACA JUGA:Prabowo Subianto Ingatkan Buruh Agar Tak Banyak Tuntut Gaji Naik, Ini Alasannya

Prabowo menjelaskan bahwa kebijakan ini dirancang oleh para pendiri bangsa. Dan merupakan cara terbaik yang diinginkan oleh rakyat Indonesia. Selain itu, kebijakan non blok sangat cocok untuk kepentingan Indonesia. 

"Tradisi ini, saya berkomitmen untuk melanjutkan dan mempertahankannya. Karena ini bukan hanya tradisi kami, tapi keinginan rakyat kami. Lebih penting lagi, ini demi kepentingan nasional kita," tandasnya.

Menteri pertahanan ini pun tak menutup kemungkinan Indonesia bergabung menjadi anggota kelompok BRICS (Brasil, Rusia, India, China, dan Afrika Selatan). Tentu, dengan tetap mengkaji terlebih dahulu keuntungan yang didapat Indonesia jika bergabung

"Kita akan lihat, kalau nanti kepentingan ekonomi kita menguntungkan, ya why not kita join BRICS?" katanya kepada wartawan usai pidato. Menurutnya, BRICS merupakan kelompok ekonomi. Bukan aliansi geopolitik ataupun militer. Sama halnya dengan G20, ASEAN, dan APEC

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: