HARIAN DISWAY - Ketua Badan Gizi Nasional Dadan Hindayana menanggapi adanya siswa-siswi yang kurang suka dengan menu program Makan Bergizi Gratis (MBG) yang dimulai sejak 6 Januari 2025.
Sebelumnya viral di media sosial cuplikan video liputan yang mewawancarai siswa SD yang mengikuti program MBG. Banyak akun menyebarkan cuplikan tersebut, salah satunya @idn.todaynews di Instagram.
Di video tersebut, terdapat anak SD yang tidak menghabiskan lauk ayam. Saat ditanya kenapa tidak menghabiskan lauk tersebut, ia menjawab karena rasanya aneh.
BACA JUGA:Berpengalaman 80 Tahun, Jepang Tertarik Dukung Program Makan Bergizi Gratis di Indonesia
Menanggapi hal tersebut, Dadan mengatakan bahwa permasalahan menu juga menjadi perhatian pemerintah.
Ia pun memahami ketidaksukaan siswa-siswi terhadap suatu menu. Menurutnya, itu permasalahan selera yang berbeda beda setiap individu.
Dadan mengibaratkannya dengan perbedaan menu favorit antara satu anggota keluarga di rumah.
BACA JUGA:BGN Tak Larang Unggah Foto Makanan Program Makan Bergizi Gratis
"Jangankan untuk 3.000 selera, untuk 4 orang di rumah saja seleranya berbeda-beda," jelasnya saat diwawancarai awak media, Sabtu, 11 Januari 2025.
Dadan juga menekankan pentingnya peran ahli gizi dalam menyajikan menu MBG ini.
Ahli gizi harus dapat membuat sajian menu dengan gizi yang seimbang. Sekaligus dapat disukai oleh setiap orang yang mempunyai selera yang berbeda beda.
BACA JUGA:Program Makan Bergizi Gratis Butuh Rp 420 Triliun per Tahun, Anggaran hingga Juni Cuma Rp 71 Triliun
Dengan pentingnya peran ahli gizi, Badan Gizi Nasional juga mewajibkan di salah satu satuan pelayanan pemenuhan gizi terdapat satu ahli gizi.
"Sarjana gizi ini harus mengemas sedemikian rupa makanan dengan komposisi gizi yang seimbang, mulai dari karbohidrat, protein, serat, mineral, buah, dan lain lain termasuk susu itu harus disukai oleh 3000 orang dengan selera yang berbeda beda," ujarnya.
Untuk mengatasi dan meminimalkan terjadi masalah tersebut, Badan Gizi Nasional akan memberikan kebebasan untuk menentukan menu yang disajikan sesuai sumber daya lokal dan kesukaan masing-masing daerah.