HARIAN DISWAY - Qatar, Mesir, dan Amerika Serikat baru saja mengumumkan bahwa Hamas dan Israel mencapai kesepakatan genjatan senjata. Yakni secara multi-tahap untuk menghentikan konflik di Gaza.
Kesepakatan itu akan mulai berlaku pada Minggu, 19 Januari 2025, mencakup pembebasan 33 tawanan Israel dan sejumlah tahanan Palestina selama periode 42 hari.
Anda sudah tahu, peperangan yang berlangsung selama 460 hari itu menjadi perhatian dunia. Terutama karena mengakibatkan lebih dari 46.000 warga Palestina tewas. Termasuk juga para tokoh-tokoh pejuang rakyat Palestina.
Namun, meskipun kesepakatan gencatan senjata disepakati, beberapa rincian masih dalam proses negosiasi.
Menurut Perdana Menteri Qatar Sheikh Mohammed bin Abdulrahman bin Jassim Al Thani, Israel juga merencanakan pemungutan suara pemerintah terkait kesepakatan itu pada Kamis, 16 Januari 2025, waktu setempat.
Dilansir Al-Jazeera, tahap pertama dari kesepakatan tersebut akan berlangsung selama enam minggu. Dalam fase itu, akan ada pertukaran terbatas tahanan dan penarikan sebagian pasukan Israel dari wilayah Gaza.
BACA JUGA:Netanyahu Sebut Israel Berperan Penting dalam Penggulingan Rezim Assad di Suriah
BACA JUGA:Netanyahu Dihadapkan Surat Penangkapan ICC, Biden dan Trump Kompak Membela
Selain itu, 33 tawanan Israel, yang meliputi wanita dan anak-anak, akan dibebaskan sebagai imbalan atas pembebasan lebih banyak tahanan Palestina. Termasuk mereka yang menjalani hukuman seumur hidup.
Selama fase tersebut, Israel akan menarik pasukannya dari pusat-pusat populasi di Gaza dan memperbolehkan bantuan kemanusiaan masuk hingga 600 truk per hari.
Warga Palestina yang terluka juga akan diizinkan meninggalkan Gaza untuk mendapatkan perawatan, dan penyeberangan Rafah dengan Mesir akan dibuka 7 hari setelah kesepakatan dimulai.
Rincian untuk tahap kedua dan ketiga, meskipun sudah disetujui secara prinsip, namun masih dalam tahap negosiasi.
Presiden AS Joe Biden mengatakan, gencatan senjata akan tetap berlaku meskipun negosiasi berlangsung lebih lama dari 6 minggu.
Israel pun menegaskan bahwa tidak ada jaminan tertulis untuk menghentikan serangan setelah fase pertama.
Namun, menurut sumber Mesir yang dikutip oleh kantor berita Associated Press, mediator dari Mesir, Qatar, dan AS memberikan jaminan lisan kepada Hamas bahwa negosiasi akan terus berlanjut.
BACA JUGA:Ini Respons Joe Biden, Obama, hingga Netanyahu soal Trump Kena Tembak
BACA JUGA:Presiden Korea Selatan Yoon Suk Yeol Ditangkap Terkait Penerapan Darurat Militer
Jika persyaratan untuk tahap kedua terpenuhi, Hamas akan membebaskan semua tawanan yang masih hidup, sementara Israel akan memulai penarikan penuh dari Gaza.
Namun, kondisi itu masih harus mendapatkan persetujuan dari kabinet Israel yang terdiri dari anggota ekstrem sayap kanan.
Tahap ketiga akan melibatkan pengembalian jenazah tawanan yang tersisa dan penyusunan rencana rekonstruksi Gaza selama 3 hingga 5 tahun di bawah pengawasan internasional.
Gencatan senjata dengan Israel disambut warga Gaza dan para tawanan segera dibebaskan oleh Hamas serta Israel.-dok disway-
Saat ini, belum ada kesepakatan mengenai siapa yang akan mengelola Gaza setelah gencatan senjata. Bahkan, meski Amerika Serikat mendorong agar Otoritas Palestina diaktifkan kembali.
Menteri Luar Negeri AS, Antony Blinken juga menekankan pentingnya dukungan negara-negara Arab dalam rencana rekonstruksi tersebut.
Tetapi, tentu bergantung pada adanya jalan menuju pembentukan negara Palestina.
Israel pun hingga saat ini belum memberikan usulan tentang bentuk pemerintahan alternatif di Gaza.
*) Mahasiswa magang UIN Sunan Ampel