Prof Rahma, karena itu, menekankan pentingnya literasi kritis dalam menghadapi fenomena ini. Setiap orang harus pandai memanfaatkan perangkat digital dan mengkritisi kepentingan di balik informasi itu.
Di balik Koin Jagat, misalnya, Prof Rahma menilai bahwa ada kekuasaan tertentu yang ingin dicari. "Salah satunya mencari keuntungan dari pemanfaatan aplikasi," ujarnya.
Ia menekankan bahwa literasi kritis merupakan bagian penting dari literasi digital. Karena itu, setiap orang harus memahami kepentingan di balik sesuatu yang viral, termasuk Koin Jagat.
"Sayangnya, Indonesia selalu terlambat mengembangkan literasi digital, literasi kritis, dan literasi media. Sekarang ada yang namanya literasi AI, dan Indonesia masih terlambat," ungkapnya.
Hal yang tak kalah penting adalah keamanan data. Masyarakat harus menjadikan keamanan data sebagai perhatian utama dalam dunia digital.
Karena itu, pemanfaatan media secara bijak dan kritis penting dilakukan.
Tentu saja, hal itu untuk memastikan bahwa masyarakat tidak sekadar menjadi konsumen semata.
Tetapi konsumen yang sadar akan adanya manipulasi dari kesenangan bermain atau berburu Koin Jagat.
"Kalau pengguna tidak hati-hati. Data pengguna akan masuk ke pemilik aplikasi, sehingga kita harus hati-hati pada keamanan data," paparnya.
BACA JUGA:Perburuan Koin Jagat Meresahkan, Wali Kota Surabaya Minta Kemenkomdigi Blokir Aplikasi
BACA JUGA:4 Spot Terpopuler Berburu Koin Jagat di Surabaya, Satpol PP Beri Peringatan Keras
Prof Rahma mengutip filsuf Prancis Deleuze and Guattari untuk menggambarkan realitas digital saat ini. Menurutnya, manusia di era digital sepertinya bebas melakukan apa saja. Padahal, sejatinya, itu adalah kebebasan semu.
Seorang pengguna aplikasi koin Jagat bernama Herman (27) mengaku sudah dua bulan mencoba peruntungan lewat aplikasi ini-Disway.id/Sabrina Hutajulu-
"Dalam masyarakat digital, kita ini sudah menjadi individu yang tidak bebas. Selalu diikuti dan jejak digital kita dipantau," jelasnya.
Permainan berbasis digital seperti Koin Jagat tidak hanya menawarkan hiburan, tetapi juga memicu refleksi tentang bagaimana pengguna berinteraksi dengan teknologi dan dampaknya dalam kehidupan sehari-hari.
Risiko ketagihan dalam permainan digital seperti Koin Jagat tidak bisa diabaikan. "Bisa mengarahkan seseorang pada perilaku adiktif dan bisa memicu stres. Sama seperti judi," tutur Prof Rahma. (Ghinan Salman)