Harga LPG 3 Kg Naik Jadi Rp 18 Ribu, Pemkot Surabaya Antisipasi Lonjakan Inflasi

Kamis 23-01-2025,14:43 WIB
Reporter : Ghinan Salman
Editor : Mohamad Nur Khotib

SURABAYA, HARIAN DISWAY - Harga Eceran Tertinggi (HET) LPG 3 kilogram (kg) di Jawa Timur naik Rp 2.000 per tabung. Yakni dari Rp 16.000 ke Rp 18.000. 

Kenaikan itu berdasarkan SK Pj Gubernur Jawa Timur Nomor 100.3.3.1/801/KPTS/013/2024 yang resmi berlaku pada 15 Januari 2025.

Adanya kenaikan atau penyesuaian harga LPG 3 kg itu diprediksi berpengaruh pada inflasi Jatim sekitar 0,13 sampai 0,2 persen.

BACA JUGA:Polda Bali Bongkar Kasus Pengoplosan LPG Subsidi di Badung

Pemerintah Kota (Pemkot) Surabaya sedang melakukan perhitungan terkait dampak penyesuaian HET LPG 3 kg tersebut untuk mengantisipasi lonjakan inflasi dan menurunnya daya beli masyarakat.

Wali Kota Surabaya Eri Cahyadi menjelaskan, PT Pertamina Patra Niaga selaku penyedia LPG telah menjamin ketersediaan pasokan yang stabil untuk kebutuhan masyarakat Surabaya.

"Namun dengan kenaikan ini, juga mempengaruhi daya beli masyarakat di Surabaya," kata Eri, Kamis, 23 Januari 2025.

BACA JUGA: Bahlil Lahadalia: Subsidi BBM dan LPG Akan Diubah ke BLT

BACA JUGA:Pertamina Tambah Dua Tanker Gas Raksasa, Jadi Top Tier Pengangkut LPG Asia Tenggara

Untuk itu, Eri menegaskan pentingnya pengawasan dan perhitungan yang matang terkait dampak kenaikan harga barang pokok. Terutama kenaikan LPG 3 Kg terhadap kondisi ekonomi warga Kota Surabaya. 

"Jangan sampai dengan kenaikan LPG ini inflasi juga akan naik drastis di Kota Surabaya," ujarnya.

Menurutnya, Pemkot Surabaya melalui Tim Pengendali Inflasi Daerah (TPID) rutin mengadakan rapat untuk menghitung dan memantau kenaikan harga bahan pokok. Hal ini diharapkan agar tidak memicu lonjakan inflasi yang berlebihan.

BACA JUGA:Penuhi Kebutuhan Idul Adha, Pertamina Patra Niaga Pasok 11,4 Juta Tabung LPG 3 kg

"Kami akan terus menghitung dan berkoordinasi dengan tim inflasi untuk memastikan kenaikan harga LPG dan bahan pokok lainnya tidak akan berdampak besar pada inflasi di Surabaya," imbuhnya.

Kepala Bagian Perekonomian dan Sumber Daya Alam (BPSDA) Surabaya, Vykka Anggradevi Kusuma menjelaskan, jika ada pedagang yang menjual harga di atas HET, hal itu dimungkinkan karena mempertimbangkan biaya transportasi dan keuntungan. 

Kategori :