BACA JUGA:Pembunuhan Bocah 5 Tahun Akibat Cinta Segitiga: Cemburu Bisa Membunuh
BACA JUGA:Pelajar SMP di Bengkalis, Riau, Membunuh dan Memerkosa Teman
Rabu pagi, 15 Januari 2025, penyewa warung kosong itu bernama Zamroni mendatangi warung tersebut. Ia hendak membersihkannya setelah sebulan ditutup. Sebelum masuk warung, karena rolling door sedikit terbuka, sudah tercium bau busuk.
Zamroni penasaran. Ia masuk warung. Ternyata bau busuk itu dari sesosok perempuan yang tergeletak di bawah meja. Ia lapor polisi. Lalu, polisi mengidentifikasi mayat itu sebagai VPR. Jadi, mayat korban sudah enam hari di situ. Mayat diautopsi, ditemukan jeratan jilbab di leher. Esoknya Irfan ditangkap dan mengakui membunuh VPR.
Mengapa Irfan begitu gampang membunuh untuk motif sesepele itu? Ia gampang marah, membunuh, juga gampang mengakui perbuatannya saat dibekuk polisi. Perilakunya egois, semua orang harus menuruti keinginannya, ogah berusaha (misalnya, merayu VPR), dan gampang menyerah. Lembek seperti buah stroberi. Ia bagian dari generasi stroberi.
BACA JUGA:Ibu Halu, Membunuh
BACA JUGA:Anak Berbakti Itu Akhirnya Membunuh
Dikutip dari People Daily, 7 Januari 2010, berjudul Strawberry generation, disebutkan, istilah generasi stroberi kali pertama ditulis media massa Taiwan pada pertengahan 1990-an. Generasi stroberi adalah mereka yang lahir setelah tahun 1990.
Disebutkan karakteristiknya: ”Mudah memar seperti stroberi”. Mereka tidak dapat menahan tekanan sosial atau bekerja keras seperti generasi orang tua mereka. Istilah itu merujuk kepada orang-orang yang dianggap sering tidak patuh pada perintah, manja, egois, sombong, dan lamban dalam bekerja, ogah dikritik.
Tapi, sisi positifnya, mereka kreatif. Di zaman now mereka kreatif di medsos. Pintar bikin konten kreatif.
Penyebab kelemahan generasi stroberi ialah didikan orang tua yang generasi baby boomer (lahir tahun 1946 sampai 1964). Ortu generasi baby boomer umumnya hidup sulit. Di internasional, mereka lahir setelah Perang Dunia II. Di Indonesia mereka lahir pasca kemerdekaan. Zaman sulit.
Kesulitan ortu baby boomer membuat mereka cenderung memanjakan anak-anak. Bersikap terlalu melindungi. Tidak mengajarkan etos kerja keras seperti ortu. Membikin hidup anak-anak serbagampang dan instan. Hasilnya: stroberi.
Dikutip dari The Guardian, 1 November 2024, berjudul Teenager who killed ex-girlfriend in Northumberland detained for life, sangat mirip dengan kasus Irfan bunuh VPR.
Dikisahkan, remaja pria Logan MacPhail, 16, membunuh ceweknya, Holly Newton, 15, di Hexham, Northumberland, Inggris, Januari 2023.
Awalnya, Logan dan Holly berpacaran. damai, sebagaimana umumnya remaja pacaran. Selama pacarana, Holly menyadari bahwa Logan terlalu mengatur. Semua aktivitas Holly dipantau. Logan terobsesi dengan Holly. Ia selalu ingin tahu di mana dia berada dan dengan siapa dia berteman?
Itu membuat Holly tidak suka. Lantas, dia memutuskan hubungan. Sebaliknya, Logan tak mau diputuskan. Ia merasa, sikapnya itu wajar sebagai pacar. Logan beranggapan bahwa ia yang memimpin perempuannya. Sikap ingin selalu pegang kendali seolah Holly adalah barang milik Logan.