Kesulitan masyarakat masih belum teratasi akibat stok LPG 3 kg habis di pangkalan resmi.-sabrina hutajulu-
"Ini sangat merugikan kami, pedagang kecil. Pendapatan kami semakin turun karena kebijakan ini," ujar pria berusia 47 tahun itu.
Di sisi lain, Asnal Farah, pedagang tahu bulat di Klampis Ngasem, Surabaya, berharap pasokan LPG 3 kilogram tidak terganggu.
Karena itu, ia berharap toko kelontong atau pengecer tetap menjual LPG 3 kilogram.
BACA JUGA:Pengecer Dilarang Jual Gas LPG 3 KG, Mensesneg: Bukan Mempersulit, Tapi Merapikan
"Karena saya jualannya keliling, dorong gerobak. Kalau LPG tidak ada di pengecer, jualan saya terganggu," katanya.
Ia menambahkan, membeli LPG 3 kilogram di pangkalan resmi akan lebih rumit. Apalagi kalau tempatnya jauh dari tempatnya berjualan.
Lagipula, tidak semua pengecer memiliki modal besar untuk bisa mendaftar sebagai pangkalan resmi.
"Kalau saya kehabisan LPG kebetulan dekat dengan pangkalan masih enak. Kalau misalnya jauh, waktu kita saat jualan banyak terbuang," ujarnya.
Saat ini, kata dia, LPG 3 kilogram di wilayahnya mulai mengalami kelangkaan. Sejak dua hari terakhir, ia mengaku kesulitan ingin membeli karena LPG tidak ada di pengecer.
"Kemarin saya sampai pulang, karena nggak nemu LPG. Untung ada tetangga yang menjual ke saya. Saya kira ada yang menampung, ternyata ada kebijakan baru," tutur dia.(*)