BACA JUGA:Surabaya Siapkan Rp 1 Triliun untuk Program Makan Bergizi Gratis, UMKM Dipastikan Terlibat
BACA JUGA:Surabaya Siapkan Rp 1 Triliun untuk Program Makan Bergizi Gratis, UMKM Dipastikan Terlibat
Untuk itu, program MBG perlu memberdayakan sumber pangan lokal aman dan berkelanjutan. Itu sebagai wujud nasionalisme.
Indonesia memiliki laut yang luas. Lebih dari dua pertiga wilayah negara kita adalah lautan yang menyimpan kekayaan hayati melimpah dan potensi ekonomi yang besar untuk menghasilkan bahan pangan.
Diperkirakan, luas wilayah laut Indonesia mencapai sekitar 7,3 juta kilometer persegi.
Menurut data statistik tahun 2021, produksi ikan tangkap berkisar 6.767.572 ton yang menyebar di hampir seluruh tanah air (dari Aceh hingga Papua).
Memang ada daerah-daerah yang tidak menghasilkan ikan tangkap seperti Papua Tengah, Papua, Papua Selatan, Papua Pegunungan, dan daerah pegunungan lainnya.
Produksi jenis ikan berfluktuasi, bergantung lingkungan, laut, alat tangkap yang digunakan, musim, dan faktor lainnya.
Di samping itu, budi daya ikan tawar pontesial dengan jenis ikan yang beragam. Hanya daerah pegunungan seperti Papua Selatan, Tengah, dan Pegunungan lainnya yang sulit melakukan budi daya daya air tawar.
Menurut data statistik 2023, produksi ikan tawar (gurami, patin, lele) adalah 456.947 ton. Potensi ikan tawar daratan bisa dimanfaatkan melalui pemerintah, yaitu Badan Pangan Nasional, untuk memenuhi kebutuhan pangan.
Daging ayam dan telur bisa diproduksi peternak. Untuk itu, pemerintah perlu melindungi agar harga daging ayam dan telur bisa stabil dan menguntungkan para peternak.
Jangan sampai terjadi protes besar dari peternak karena harga daging ayam dan telur menurun tajam sehingga merugikan peternak seperti pada akhir 2022 dan awal 2023.
Komunitas peternak unggas nasional menyatakan bahwa harga ayam hidup mulai turun lagi sejak 26 Desember 2022.
Harganya sempat menyentuh Rp 15 ribu/kg terutama di wilayah Jawa Tengah yang merupakan pusat populasi ayam ras pedaging. Menurunnya harga daging ayam mengakibatkan peternak menderita kerugian besar karena tidak bisa memelihara ayam.
Sementara itu, produk daging di Indonesia masih rendah dan mengandalkan impor. Pemerintah menetapkan kuota impor daging untuk reguler atau swasta pada 2024 menjadi 145.250 ton. Berdasar data Bapanas, pada 2023 kuota impor daging sapi reguler ditetapkan sebanyak 1 juta ton.
Untuk itu, pemerintah perlu memfasilitasi agar produksi daging sapi, kambing, dan kerbau dalam negeri bisa meningkat. Indonesia berpotensi menghasilkan daging karena didukung lingkungan.