Lebih jauh, kehadiran doktif turut membangkitkan kesadaran masyarakat untuk lebih kritis terhadap klaim yang berlebihan dan memastikan apakah suatu produk sudah terdaftar di BPOM.
Dengan informasi yang jelas dan valid, diharapkan konsumen dapat lebih selektif dalam memilih produk, tanpa teperdaya iklan atau promosi yang menyesatkan.
DAMPAK POSITIF BAGI MASYARAKAT DAN INDUSTRI
Dampak positif dari kehadiran doktif sangat signifikan, baik bagi masyarakat maupun industri skincare itu sendiri. Untuk masyarakat, terungkapnya praktik curang itu memberikan kesempatan bagi mereka untuk lebih berhati-hati dalam memilih produk kecantikan.
Mereka kini memiliki akses ke informasi dan pemahaman lebih untuk menghindari produk berbahaya.
Berdasar survei yang dilakukan doktif, sekitar 72 persen konsumen yang mengikuti akun media sosialnya melaporkan bahwa mereka menjadi lebih berhati-hati dalam memilih produk skincare setelah melihat bukti-bukti yang diungkapkan doktif.
Bagi industri skincare, kehadiran doktif juga dapat menjadi pendorong untuk meningkatkan kualitas dan transparansi produk mereka. Produsen yang sebelumnya tidak jujur dalam pemasaran produk mereka akan terdorong untuk memperbaiki kualitas dan mematuhi standar yang berlaku.
Dengan demikian, itu akan berdampak positif bagi kelangsungan industri kecantikan di Indonesia. Sebab, kualitas dan kepercayaan konsumen menjadi kunci untuk meraih kesuksesan dalam jangka panjang.
Dalam dunia yang makin cepat berkembang ini, penting untuk selalu mengedepankan transparansi, kejujuran, dan kualitas dalam setiap produk yang kita konsumsi.
Sebagai konsumen, kita harus bijak dalam memilih produk. Sebagai masyarakat, kita perlu terus mendukung setiap upaya untuk mengungkapkan kebenaran demi kesejahteraan bersama.
Seperti yang dikatakan doktif, ”Jangan biarkan kulitmu menjadi korban dari klaim kosong”. Dengan perubahan itu, diharapkan dunia skincare di Indonesia akan makin transparan dan aman untuk semua orang. (*)
*) Hadi Asrori adalah mahasiswa Pascasarjana Jurusan Ilmu Linguistik, Fakultas Ilmu Budaya, Universitas Airlangga