BACA JUGA:Anda Punya Kulit Sensitif? Ikuti 5 Tip Memilih Skincare yang Tepat
Doktif tidak sekadar mengeklaim informasi, tetapi juga mengungkapkan tindakan yang lebih serius.
Sejumlah besar produk yang tidak terdaftar di BPOM atau tidak melewati uji klinis yang ketat tetap diperjualbelikan kepada masyarakat. Hal itu membuat konsumen merasa ditipu dan menambah keresahan baru bagi mereka yang sering memercayakan perawatan kulit mereka kepada produk-produk tersebut.
Selama ini dunia skincare di Indonesia telah menjadi area yang berkembang pesat dan menguntungkan. Menurut data dari Statista, pasar skincare di Indonesia diproyeksikan akan tumbuh dengan laju pertumbuhan tahunan sebesar 5,5 persen pada 2023 hingga 2027.
BACA JUGA:Antiribet! Begini 5 Urutan Cara Pakai Skincare Pria yang Tepat
BACA JUGA:Alami Rambut Rontok Setelah Melahirkan? Belajarlah dari Cara Ilmuwan Skincare Ini
Namun, beriringan dengan pertumbuhan pasar yang pesat, muncul pula kekhawatiran seputar transparansi dan kejelasan informasi mengenai produk-produk yang beredar. Dalam konteks ini, doktif menjadi pencerah yang menembus kegelapan industri skincare yang selama ini terlihat glamor, tetapi menyimpan berbagai masalah tersembunyi.
DOKTIF UNGKAP KEJAHATAN SKINCARE
Munculnya doktif dapat dianggap sebagai angin segar bagi masyarakat Indonesia yang makin gelisah dengan maraknya klaim yang tidak benar di dunia skincare.
Doktif tidak hanya ”membongkar” informasi, tetapi juga mengedukasi secara mendalam tentang pentingnya memilih produk yang aman, terdaftar, dan teruji untuk kulit.
BACA JUGA:Inovasi Dua Siswa SDN Jemur Wonosari 1 Surabaya (2): Skincare Mengkudu Buatan Aisyah
BACA JUGA:Urutan Skincare Wajah yang Tepat Agar Kulit Tetap Sehat
Sebagai seseorang yang berlatar belakang medis, doktif menjunjung tinggi fakta dan tidak sekadar mengandalkan rumor atau asumsi.
Sebagai contoh, doktif telah mengungkap bahwa banyak produk kecantikan di pasaran yang mengeklaim dapat ”memutihkan kulit dalam waktu singkat” atau ”menghilangkan jerawat dalam semalam”.
Klaim seperti itu jelas meragukan dan jarang memiliki dukungan dari penelitian yang valid. Produk-produk tersebut sering mengandung bahan kimia berbahaya, seperti merkuri, yang menjadi sumber masalah kesehatan yang krusial di kemudian hari.
BACA JUGA:Cara Membedakan Skincare Palsu Implora yang Diungkap Polda Jatim