Keenam, TP hanya relevan untuk pembelajaran online. TP sering dikaitkan dengan pembelajaran daring, tetapi sebenarnya TP juga sangat relevan dalam pembelajaran tatap muka. Misalnya, penggunaan papan tulis interaktif, aplikasi VR dan AR.
Ketujuh, penerapan TP membutuhkan biaya tinggi. Muncul anggapan bahwa TP selalu membutuhkan investasi besar. Padahal, banyak solusi TP yang terjangkau atau bahkan gratis, yang bisa memanfaatkan teknologi yang tersedia sehingga dapat mengatasi kendala biaya.
Memahami dan mengatasi miskonsepsi tentang TP adalah langkah penting untuk memaksimalkan manfaatnya dalam proses pembelajaran.
Dengan pemahaman yang lebih baik, guru, murid, dan pelaku pendidikan lainnya dapat bekerja sama untuk menciptakan lingkungan belajar yang lebih efektif dan inklusif.
TP bukanlah tujuan akhir, melainkan tools yang seharusnya digunakan untuk mendukung pencapaian tujuan pendidikan. (*)
*) Moch. Abduh adalah staf ahli menteri pendidikan dasar dan menengah bidang teknologi pendidikan, dosen FKIP, Universitas Muhammadiyah Jakarta, dan dosen FT, UPN Veteran Jakarta.