Utomodeck Group Kembangkan Energi Terbarukan, Tak Ingin Indonesia Cuma Jadi Konsumen

Jumat 14-02-2025,20:11 WIB
Reporter : Michael Fredy Jacob
Editor : Noor Arief Prasetyo

BISNIS sektor energi terbarukan beberapa tahun terakhir sedang naik daun. Kebijakan pemerintah pusat yang ingin Indonesia zero emission 2060 salah satu penyebabnya. Hal itu membuat beberapa perusahaan pun berbondong-bondong berekspansi ke sektor bisnis terbarukan. Salah satunya PT Utomodeck Group.

PT Utomodeck Group yang bergerak di sektor pembuatan atap rumah sejak 1976 itu, beberapa tahun terakhir fokus mengembangkan atap surya panel. Atap itu lebih dikenal dengan Pembangkit Listrik Tenaga Surya (PLTS) Rooftop. Mereka juga menggarap PLTS Terapung dan Stasiun Pengisian Kendaraan Listrik Umum (SPKLU).

Semua itu dikembangkan melalui lini bisnis yang berbeda-beda. PT Utomo Chargeplus untuk mngembangkan SPKLU, PT Utomo SolaRUV untuk mengembangkan PLTS Rooftop, dan PT Utomo Solar Panel Terapung Erpo mengembangkan PLTS Terapung.

Yang terbaru, perusahaan itu juga mengembangkan PLTS terapung di Batam dan Surabaya. Dua daerah itu akan menjadi pusat pengembangan dan manufaktur komponen utama PLTS Terapung untuk pasar domestik maupun ekspor.

BACA JUGA:Kolaborasi Utomodeck dengan KIG Hadirkan Alternatif Industri Hijau di Gresik

BACA JUGA:Erick Thohir Kunjungi PLTS IKN: Siapkan Pasokan Listrik HUT RI ke-79

Managing Director PT Utomodeck Group Anthony Utomo mengatakan, saat ini perusahaannya telah mengoperasikan pabrik modul surya dan floater PLTS Terapung dengan merek Utomo Floater di Batam. Kapasitasnya 1 Giga Watt Peak (GWp). Pengembangannya, mereka bekerja sama dengan Sungrow Floating PV.

“Utomo SolaRUV tidak hanya berfokus pada manufaktur, tetapi juga ingin mendorong pengembangan riset dan teknologi PLTS Terapung di Indonesia. Kolaborasi dengan Sungrow Floating PV bukan sekadar kemitraan bisnis, tetapi juga transfer teknologi dan peningkatan kapabilitas dalam negeri dalam sektor PLTS Terapung,” katanya saat dihubungi Harian Disway, Kamis 13 Februari 2025.

“Kerja sama itu diharapkan dapat mendorong lebih banyak investasi dalam teknologi energi terbarukan. Juga membuka peluang bagi tenaga kerja lokal, serta memastikan bahwa Indonesia tidak hanya menjadi konsumen teknologi PLTS Terapung, tetapi juga pemain utama dalam ekosistem industri ini,” tambahnya.


Pembangkit Listrik Tenaga Surya di atap Petrokimia.--

Selain PLTS Terapung, produk lain yang mereka juga kerjakan adalah SPKLU. Tingginya pengguna kendaraan listrik, ditambah berbagai subsidi pembelian kendaraan EV khusus mobil, membuat perusahaan itu mengembangkan SPKLU. Namanya, SPKLU Charger Plus.

“Penggunaan mobil EV pasti memerlukan tempat pengisian listrik. Tentu yang fast charging. Kami mencoba membantu pemerintah untuk melengkapi infrastrukturnya. Hal yang paling utama adalah SPKLU. Di rumah memang bisa. Tetapi, SPKLU pengisiannya lebih cepat. Kami sediakan Ultra Charging,” bebernya.

Saat ini mereka pun sedang gencar untuk memperbanyak titik pengisian daya tersebut. Saat ini PT Utomodeck Group memiliki 125 titik yang tersebar di seluruh Indonesia. Di Surabaya, perusahaan tersebut punya 20 titik. Paling banyak, perusahaan tersebut membangun SPKLU di Jabodetabek.

"Kalau di seluruh Asia Tenggara itu hampir lima ribu. Jadi memang di Indonesia ini kami sesuaikan lokasinya dengan yang fast charging. Kami fokus membuatnya dalam bentuk kompleks. Yang terbaru kami buat di kawasan Spazio, di kompleks perkantoran Intiland Surabaya Barat," katanya.

Di sisi lain, kebijakan 3 juta rumah dari pemerintah RI pun memberikan angin segar buat perusahaan yang dipimpinnya. Sebab, akan berpotensi berdampak pada peningkatan penjualan PLTS Rooftop. Walau, selama ini, ia mengakui, penggunaan terbesar adalah sektor industri.

Kategori :