Konflik Saudara Ipar

Kamis 06-03-2025,06:33 WIB
Oleh: Djono W. Oesman

Ini konflik keluarga. Muslikin, 45, dan putrinya, S, 9, meninggal akibat minum air kemasan beracun di rumah mereka di Dukuh Wangil, Desa Sambonganyar, Blora, Jateng, Jumat, 21 Februari 2025. Peracunnya pria inisial MK, adik ipar Muslikin. Empat hari kemudian, MK ditangkap polisi di Samarinda, Kaltim. Polisi tidak terkecoh meski tersangka ikut mengubur para korban.

STRATEGI tersangka menutupi jejak pembunuhan itu sudah kuno. Ia tampak sedih saat pemakaman Muslikin dan S. Kades Sambonganyar Teguh Mulyo Utomo, kepada wartawan, mengatakan bahwa semula ia tidak mencurigai MK.

Teguh: ”Ia kelihatan sedih saat ikut ke pemakaman kakak ipar dan keponakannya. Wajar, ia anggota keluarga. Tapi, malamnya ia tidak ikut tahlilan. Kami kira, mungkin ia repot. Eee… ternyata ia ditangkap polisi di Samarinda.”

BACA JUGA:Konflik Tetangga Jadi Pembunuhan Aktor Sandy Permana

BACA JUGA:Eskalasi Konflik di Timur Tengah Pasca Tewasnya Ismail Haniyeh

Awalnya, kematian Muslikin dan S dianggap bunuh diri. Jenazah langsung dimakamkan. Setelah pemakaman, istri korban yakin ada yang tidak beres. Dia lapor polisi.

Kasatreskrim Polres Blora AKP Selamet kepada wartawan menceritakan kronologi kejadian.

Jumat malam, 21 Februari 2025, rumah Muslikin kosong, tapi pintunya terbuka. Muslikin keluar, putrinya, S, dan istrinya ikut pengajian. Sekitar pukul 19.30 WIB Muslikin pulang. Disusul S pulang. 

Tahu-tahu, S lari ke jalan depan rumah, berteriak minta tolong warga. Dia menyebutkan, bapaknya mendadak kejang-kejang. Warga berdatangan. Mereka melihat Muslikin kejang-kejang di teras rumah. Di saat hampir bersamaan, istri Muslikin pulang, melihat hal itu.

BACA JUGA:Renegosiasi Konflik Bersenjata di Papua

BACA JUGA:Mencegah Konflik, Mengembangkan Moderasi Beragama

Warga mengangkat tubuh Muslikin ke ruang tamu, dibaringkan di bangku. Ia dipijat dengan minyak urut. Tak lama kemudian, S kejang-kejang. Ibunda S minta tolong warga mengambilkan air di dalam rumah. Warga mengambil sebotol air ukuran 600 mililiter. Diminumkan ke S.

Ternyata S tambah parah. Tubuhnya kelojotan, mulut berbusa. Kemudian, warga melarikan mereka berdua ke puskesmas.

Di saat menuju puskesmas, istri Muslikin sempat meminum air di botol yang sama. AKP Selamet: ”Tapi, karena merasa airnya pahit, dimuntahkan. Tapi, istri korban sempat diperiksa di puskesmas.”

BACA JUGA:Konflik Keluarga dalam Pembunuhan di Subang

Kategori :

Terkait

Kamis 06-03-2025,06:33 WIB

Konflik Saudara Ipar

Kamis 28-11-2024,16:59 WIB

Pilkada Rasa Pilpres

Selasa 29-10-2024,09:56 WIB

Kencan Pertama: Perkosa