Ketidakpastian Dunia dan Isinya: Perspektif Filsafat Agama

Kamis 06-03-2025,08:33 WIB
Oleh: Muhammad Turhan Yani*

SEPINTAS, tulisan ini menunjukkan pesimisme sekalipun tujuan penulisan ini sebaliknya. Yakni, menyadarkan manusia bahwa di balik dunia seisinya atau jagat raya yang dihinggapi, ada Zat Yang Maha Mencipta dan Mengatur segalanya. Dinamika kehidupan dunia dan isinya tidak lepas dari kuasa-Nya.

Ketidakpastian dunia dideskripsikan sebagai kehidupan yang tidak menentu dalam arti semua yang dijalani manusia penuh dengan ketidakpastian, termasuk ketidakpastian global dalam berbagai bidang. 

Hal demikian menunjukkan bahwa manusia memiliki keterbatasan dan penuh dengan ketidakpastian. 

Tidak ada satu pun manusia yang bisa memastikan kehidupannya seperti apa, baik dalam jangka pendek maupun jangka panjang. 

BACA JUGA:Hadiri AIPF⁠, Ma'ruf Amin Ungkap Kerja Sama ASEAN Terbukti Tangguh di Tengah Ketidakpastian Global

BACA JUGA:Green Banking, Upaya Mewujudkan Dunia Menuju Nirpolusi

Oleh karena itu, salah seorang tokoh agama terkenal di Indonesia –ketika diundang mengisi sebuah pengajian diminta jauh-jauh hari oleh panitia– tidak berkenan karena khawatir tidak bisa memenuhi undangannya. 

Sarannya kepada panitia, panitia mengundang dalam waktu dekat saja H-1 atau beberapa saat pada hari pelaksanaan kegiatan. Sebaliknya, panitia ingin jauh-jauh hari supaya ada kepastian. 

Tanpa disangka, tokoh agama tersebut merespons bahwa manusia tidak dalam kapasitas memastikan karena yang pasti hanyalah milik Tuhan. 

Umur yang diberikan kepada manusia sewaktu-waktu bisa diambil Tuhan. Dengan demikian, dari sisi waktu, manusia bukan pemilik kepastian.

Sebenarnya yang tidak pasti tak hanya terkait dengan dunia global, dunia lokal, atau istilah lain yang sejenis. 

Tetapi, semua yang ada di dunia juga tidak pasti, termasuk ungkapan populer terkait ketidakpastian global yang berdampak pada berbagai bidang, khususnya bidang ekonomi. 

Dalam kasus korupsi Pertamina Patra Niaga, Kejaksaan Agung (Kejagung) mendapati temuan bahwa para tersangka mengoplos bahan bakar minyak (BBM) RON 90 (Pertalite) atau lebih rendah menjadi RON 92 (Pertamax). 

Itu menunjukkan betapa tidak pastinya dinamika kehidupan saat ini akibat perbuatan manusia yang tidak bertanggung jawab. 

Dalam filsafat agama, yang pasti hanya akhir kehidupan, yaitu kematian yang populer disebut al-mautu haqqun yang akan dialami semua makhluk yang bernyawa, termasuk manusia. 

Kategori :