HARIAN DISWAY - Malam yang tenang mendadak terasa mencekam. Tubuh terasa berat, sulit digerakkan, dan ada sensasi seolah-olah seseorang menekan dada.
Mata bisa melihat, tetapi mulut tak mampu berteriak. Dalam masyarakat Indonesia, fenomena ini sering disebut sebagai "ketindihan."
Berbagai mitos berkembang, mulai dari gangguan makhluk halus hingga tanda-tanda mistis lainnya. Uniknya, kejadian ini sering dikaitkan dengan bulan Ramadan. Namun, apakah ada hubungan antara puasa dan sleep paralysis?
BACA JUGA: 6 Rekomendasi Aplikasi yang Dapat Membantu Puasa Ramadan Anda Menjadi Lebih Baik
Sejak dulu, masyarakat mempercayai bahwa ketindihan terjadi akibat gangguan makhluk gaib, seperti jin atau hantu. Keyakinan ini diperkuat dengan cerita-cerita turun-temurun yang menggambarkan ketindihan sebagai pengalaman mistis.
Saat Ramadhan, kepercayaan ini semakin kuat karena diyakini ada perbedaan aktivitas makhluk tak kasat mata. Beberapa orang berpendapat bahwa gangguan tersebut terjadi karena perubahan kebiasaan tidur atau akibat aktivitas spiritual yang meningkat, seperti lebih sering beribadah dan berpuasa.
Banyak yang menghubungkan fenomena ini dengan kondisi fisik saat berpuasa. Pola tidur berubah karena sahur dan tarawih, menyebabkan tubuh lebih lelah.
Tidur yang berkualitas sangat penting untuk mencegah ketindihan, terutama selama bulan Ramadan yang penuh aktivitas. --Pinterest
BACA JUGA: 6 Amalan Utama yang Dianjurkan di Bulan Ramadan
Selain itu, rasa lapar dan dehidrasi juga bisa memengaruhi kualitas tidur. Meski terdengar logis, benarkah sleep paralysis lebih sering terjadi selama Ramadan?
Dalam dunia medis, ketindihan dikenal sebagai sleep paralysis, yaitu kondisi saat seseorang sadar tetapi tidak bisa bergerak atau berbicara.
Ini terjadi ketika transisi antara tidur dan bangun terganggu. Biasanya, otak sudah terjaga, tetapi tubuh masih dalam keadaan tidur REM (Rapid Eye Movement), fase tidur di mana mimpi terjadi.
BACA JUGA: Tip Kurangi Risiko Asam Lambung Kambuh Saat Puasa Ramadan
Menurut penelitian, beberapa faktor yang dapat memicu sleep paralysis meliputi:
Kurang tidur: Tidur yang tidak teratur, sering terbangun, atau durasi tidur yang pendek bisa meningkatkan risiko sleep paralysis.