Ramadan dan Sleep Paralysis: Kenapa Mitos Ketindihan Sering Dikaitkan dengan Puasa?

Jumat 07-03-2025,09:30 WIB
Reporter : Pingki Maharani*
Editor : Heti Palestina Yunani

Stres dan kecemasan: Ketegangan mental dan emosional dapat memengaruhi pola tidur seseorang.

Perubahan pola tidur: Pergeseran jam tidur akibat sahur dan tarawih bisa menjadi pemicu utama selama Ramadhan.

Tidur dalam posisi terlentang: Posisi ini diyakini lebih rentan menyebabkan sleep paralysis.

BACA JUGA: 6 Amalan Sunnah Rasulullah Saw di Bulan Ramadan

Ketika puasa, tubuh mengalami perubahan ritme sirkadian, yaitu jam biologis tubuh yang mengatur kapan kita tidur dan bangun. Perubahan ini bisa membuat seseorang lebih rentan mengalami gangguan tidur, termasuk sleep paralysis.

Puasa mengubah kebiasaan sehari-hari, termasuk waktu makan dan tidur. Sahur yang dilakukan dini hari sering kali menyebabkan kurang tidur karena seseorang harus bangun lebih awal.

Selain itu, setelah berbuka puasa, sebagian besar orang memilih untuk beraktivitas, seperti tarawih atau berkumpul dengan keluarga, sehingga waktu tidur semakin berkurang.

BACA JUGA: 7 Tip Aman Melakukan Puasa Ramadan untuk Ibu Hamil

Di sisi lain, stres juga bisa meningkat saat Ramadan. Tekanan untuk menyeimbangkan ibadah, pekerjaan, dan rutinitas harian bisa membuat seseorang merasa lebih lelah.

Ditambah lagi, kurangnya asupan cairan dan nutrisi selama siang hari dapat memengaruhi kualitas tidur. Semua faktor ini menciptakan kondisi yang ideal untuk terjadinya sleep paralysis.

Meskipun sleep paralysis bukan gangguan serius, pengalaman ini bisa menimbulkan ketakutan. Untuk mengurangi kemungkinan mengalaminya selama Ramadhan, ada beberapa langkah yang bisa dilakukan:


Aktivitas spiritual yang meningkat selama Ramadan dapat memengaruhi pola tidur dan berkontribusi pada fenomena sleep paralysis. --Pinterest

BACA JUGA: 7 Waktu Mustajab di Bulan Ramadan, Ketika Segala Doa Dikabulkan

Menjaga pola tidur yang teratur: Cobalah tidur lebih awal setelah tarawih agar tetap mendapatkan durasi tidur yang cukup sebelum sahur. Jika memungkinkan, lakukan power nap (tidur singkat) sekitar 20-30 menit di siang hari untuk mengganti waktu tidur yang kurang.

Mengurangi stres dan kecemasan: Melakukan relaksasi sebelum tidur, seperti membaca Al-Qur’an atau berzikir, dapat membantu menenangkan pikiran. Hindari terlalu banyak berpikir atau menonton konten yang memicu kecemasan sebelum tidur.

Mengatur pola makan dan hidrasi:Pastikan tubuh tetap terhidrasi dengan minum cukup air saat berbuka dan sahur. Konsumsi makanan bergizi agar tubuh tetap memiliki energi yang cukup untuk beraktivitas.

Kategori :