Pergulatan Integritas di Dunia Pendidikan

Kamis 06-03-2025,22:58 WIB
Oleh: Ulul Albab*

BACA JUGA:Perguruan Tinggi Nambang (PTN): Awal Kehancuran Dunia Pendidikan

Bahkan, dalam kasus itu, Bahlil disebutkan mendapatkan perlakuan khusus, baik dalam proses bimbingan, kelulusan, maupun pengujian disertasi, yang seharusnya tidak terjadi dalam dunia pendidikan yang adil dan objektif.

Jika membiarkan hal itu berlalu begitu saja tanpa melakukan introspeksi yang dalam, kita hanya akan memperburuk citra pendidikan kita. Namun, yang mengagumkan adalah langkah yang diambil UI. 

Sebagai lembaga pendidikan, UI mengakui adanya kesalahan dan berani mengambil langkah untuk melakukan self-correction

BACA JUGA:Indonesia Masa Depan dan Harapan Dunia Pendidikan

BACA JUGA:Melawan Kapitalisasi Dunia Pendidikan

Tidak ada yang lebih sulit dan lebih mulia dalam dunia pendidikan selain menghadapi kesalahan dengan kepala tegak dan bertekad memperbaikinya. 

Itulah yang seharusnya kita dorong dalam setiap institusi pendidikan kita. Tujuannya, mereka tidak hanya menjadi tempat memperoleh ilmu pengetahuan, tetapi juga tempat membentuk karakter dan moral bangsa.

Namun, di balik langkah koreksi yang diambil UI, kita harus menyadari sebuah kenyataan yang lebih mendalam: proses pendidikan di Indonesia, seperti banyak aspek kehidupan bernegara, masih berhadapan dengan tantangan besar terkait integritas dan transparansi. 

Betapa sering kita mendengar tentang upaya memperbaiki tata kelola pendidikan yang justru terganjal oleh berbagai kepentingan politik dan kekuasaan. 

Kasus itu, meskipun melibatkan seorang pejabat negara, adalah sebuah pengingat bahwa kejujuran dalam pendidikan adalah modal utama untuk menjaga kehormatan bangsa.

Penting untuk dicatat bahwa UI, walaupun menghadapi tekanan luar biasa, tetap memegang teguh prinsip dalam menjalankan mekanisme yang berlaku, termasuk mendengarkan masukan dari berbagai pihak sebelum membuat keputusan final. 

Di sanalah letak keadilan dan kebijaksanaan sebuah lembaga pendidikan. Mereka mampu mengakomodasi berbagai sudut pandang, tetapi tetap berpegang pada nilai-nilai kejujuran, transparansi, dan akuntabilitas.

Namun, pertanyaannya, sudahkah kita sebagai bangsa bersedia menghadapi kenyataan ini? 

Sudahkah kita siap melakukan perubahan fundamental untuk menjamin bahwa setiap langkah yang kita ambil dalam pendidikan tidak hanya bertujuan meluluskan orang-orang dengan gelar, tetapi juga untuk mencetak generasi yang terdidik, berintegritas, dan siap mengemban tanggung jawab dalam membangun bangsa?

Kita harus sadar, ketika integritas dunia pendidikan tercoreng, keseluruhan sistem akan goyah. 

Kategori :