HARIAN DISWAY - Israel menghentikan pasokan listrik ke Gaza pada Minggu, 9 Maret 2025 malam waktu setempat, sebagai upaya menekan Hamas agar membebaskan para sandera.
Langkah ini diambil meskipun Israel juga tengah bersiap memulai pembicaraan baru terkait masa depan gencatan senjata dengan kelompok militan Palestina tersebut.
Keputusan ini muncul hanya seminggu setelah Israel memblokir seluruh pengiriman bantuan ke Gaza, wilayah yang sudah hancur akibat perang.
BACA JUGA:Israel Minta Gencatan Senjata Tahap Pertama Diperpanjang, Hamas Minta Tahap Kedua Segera Dijalankan
Hamas menyebut pemutusan listrik ini sebagai pemerasan, istilah yang sama saat Israel memblokir bantuan kemanusiaan.
Menteri Energi Israel, Eli Cohen, mengatakan dalam sebuah video pernyataan, "Saya baru saja menandatangani perintah untuk segera menghentikan pasokan listrik ke Jalur Gaza," ucapnya dikutip dari AFP (Agence France-Presse).
Ia menambahkan, "Kami akan menggunakan segala cara yang kami miliki untuk mengembalikan para sandera dan memastikan bahwa Hamas tidak lagi ada di Gaza setelah perang ini."
BACA JUGA:Menlu AS dan Netanyahu Bahas Masa Depan Gaza, Israel Siapkan Tahap Baru Gencatan Senjata
Sementara itu, anggota biro politik Hamas, Izzat al-Rishq, menyebut tindakan Israel sebagai "Upaya putus asa untuk menekan rakyat kami dan perlawanan mereka melalui taktik pemerasan yang murahan dan tidak dapat diterima," seperti dikutip AFP.
Sejak perang pecah pada 7 Oktober 2023, Israel sudah pernah memutus pasokan listrik ke Gaza dan baru menghidupkannya sebagian pada pertengahan 2024.
Seorang pria Palestina berada didepan tenda pengungsian di seberang dapur umum di Beit Lahia di Jalur Gaza utara. Menteri energi Israel mengatakan pada 9 Maret bahwa ia telah memberikan instruksi untuk menghentikan pasokan listrik ke Gaza.--Omar AL-QATTAA / AFP
Sekarang, warga Gaza hanya mengandalkan panel surya dan generator untuk kebutuhan listrik. Ratusan ribu warga Palestina tinggal di tenda-tenda pengungsian, sementara suhu malam hari mencapai 12 derajat Celcius.
BACA JUGA:Israel Siapkan Tentara Untuk Bantu Warga Palestina 'Keluar' dari Gaza
Selain pemutusan listrik, Israel juga memblokir bantuan ke Gaza, yang memperburuk kondisi kemanusiaan di wilayah tersebut. Para ahli HAM (Hak Asasi Manusia) PBB menuduh Israel menjadikan kelaparan sebagai senjata.
Abu Mahmoud Salman (56), warga Gaza utara, mengatakan, "Ada ketakutan akan kelaparan kembali di Gaza, dimana situasinya tetap kritis," ujarnya saat antri bantuan tepung dari PBB di Jabalia menurut laporan AFP.