Menlu AS Sebut Ukraina Harus Merelakan Wilayah Yang Dikuasai Rusia Jika Ingin Perdamaian Terjadi

Selasa 11-03-2025,15:27 WIB
Reporter : Shabrina Wa Zakiah*
Editor : Taufiqur Rahman

HARIAN DISWAY - Menteri Luar Negeri Amerika Serikat (AS), Marco Rubio, mengatakan bahwa Ukraina harus bersedia melepaskan sebagian wilayah yang direbut Rusia sejak 2014 jika ingin mengakhiri perang. 

Hal ini disampaikan Rubio saat menuju Arab Saudi untuk menghadiri perundingan damai bersama Ukraina.

Mengutip dari The New York Times pada Selasa, 11 Maret 2025, Rubio mengatakan, “Saya pikir kedua belah pihak perlu mencapai pemahaman bahwa tidak ada solusi militer untuk situasi ini," kata Rubio.

Ia juga menambahkan, “Rusia tidak bisa menaklukkan seluruh Ukraina, dan jelas bahwa akan sulit bagi Ukraina untuk memulihkan wilayah sepenuhnya ke situasi sebelum tahun 2014 dalam waktu dekat.”

BACA JUGA:Trump Ancam Akan Jatuhkan Sanksi Baru terhadap Rusia Setelah Serangannya ke Ukraina

Rubio menegaskan bahwa konsesi (pemberian wilayah) adalah satu-satunya cara untuk menghentikan invasi besar-besaran Rusia yang dimulai pada Februari 2022, yang telah menewaskan hampir satu juta orang dari kedua belah pihak. 

Ia mengatakan, "Mereka (rakyat Ukraina) sudah sangat menderita, dan sulit untuk membicarakan konsesi setelah semua itu. Tapi ini satu-satunya jalan agar penderitaan tidak terus berlanjut," seperti dikutip dari Politico.

Konsesi adalah pemberian, pengakuan, atau pengorbanan yang dilakukan oleh satu pihak kepada pihak lain dalam sebuah negosiasi atau perundingan untuk mencapai kesepakatan.

BACA JUGA:Respons Ukraina Setelah Trump Bekukan Semua Bantuan Senjata: Anda Membantu Rusia Membantai Rakyat Kami

Dalam pernyataannya kepada wartawan saat menuju Jeddah, Arab Saudi, Rubio mengatakan, "Hal paling penting dari pertemuan ini adalah memastikan bahwa Ukraina siap melakukan hal-hal sulit, sama seperti Rusia nantinya juga harus melakukan hal sulit, untuk mengakhiri konflik ini atau setidaknya menghentikannya sementara," dikutip dari ABC News.

Pertemuan penting di Arab Saudi ini menjadi yang pertama sejak Presiden Ukraina Volodymyr Zelenskyy bertengkar terbuka dengan Presiden Donald Trump dan Wakil Presiden JD Vance di hadapan media di Gedung Putih.

Rubio menegaskan bahwa ia tidak akan membahas hasil negosiasi secara rinci di muka, tetapi Amerika ingin tahu seberapa jauh Ukraina bersedia berkompromi untuk mencapai perdamaian. 


Putra Mahkota dan Perdana Menteri Arab Saudi Mohammed bin Salman bertemu dengan Menteri Luar Negeri Amerika Serikat Marco Rubio di Istana Kerajaan di Jeddah, Arab Saudi, pada 10 Maret 2025.--SAUL LOEB / AFP

BACA JUGA:Pasca Debat Panas dengan Zelensky, Trump Hentikan Bantuan Militer AS ke Ukraina

Ia mengatakan, "Bisa jadi apa yang mereka (Ukraina) mau tidak cocok dengan keinginan Rusia, Itulah yang perlu kita cari tahu," dikutip dari Politico.

Kategori :