THR, Suplemen Obat Kuat di Tengah Lesunya Daya Beli

Kamis 13-03-2025,22:48 WIB
Oleh: Djono W. Oesman

Dan, kini, di tengah kondisi perekonomian tahun 2025 yang masih menghadapi tantangan pelemahan global yang menimbulkan kontraksi di berbagai sektor, pemerintah tetap konsisten menjaga daya beli masyarakat guna menopang pertumbuhan ekonomi nasional sebagai upaya yang kontinnu dilakukan. 

Oleh karena itu, melalui pemberian THR dan gaji ke-13 dengan tunjangan kinerja, diharapkan aktivitas konsumsi masyarakat menguat lagi dan geliat pertumbuhan ekonomi Indonesia dapat terkerek mencapai 5,5 persen (year-on-year/yoy) pada tahun 2025, sejalan dengan proyeksi pemerintah.

BACA JUGA:THR PNS Masuk Rekening Pekan Depan, Swasta Paling Lambat H-7 Lebaran

BACA JUGA:LBH Surabaya Buka Posko Pengaduan THR 2025, Ini Link Pengaduan Online-nya!

 

Dalam konteks pertumbuhan ekonomi, fungsi THR merupakan salah satu faktor determinan dalam pembentukan produk domestik bruto (PDB). Sebab, aktivitas konsumsi yang berbentuk public spending akan menciptakan efek pengganda ekonomi (economic multiplier effect). 

Pada momen mudik Lebaran terdapat berbagai aktivitas ekonomi produktif yang berlangsung secara bersamaan. Misalnya, terjadinya mobilisasi massal perpindahan angkutan barang dan manusia yang menggunakan berbagai moda transportasi dari satu kota ke kota lain yang diiringi aktivitas konsumsi (pembelian bahan bakar, tiket tol, dan mamin). 

Berdasar Survei Potensi Pergerakan Angkutan Lebaran Tahun 2024 yang dilakukan Badan Kebijakan Transportasi Kementerian Perhubungan, pada edisi mudik Lebaran 2024, masyarakat memilih moda KA antarkota 39,32 juta orang (27,42 persen), bus 37,61 juta orang (26,21 persen), mobil pribadi 35,42 juta orang (24,68 persen), dan sepeda motor 31,12 juta orang (21,69 persen). 

BACA JUGA:THR ASN dan TNI-Polri Cair Pekan Depan! Pemerintah Siapkan Anggaran Rp 50 Triliun

BACA JUGA:DPR Kawal Pemenuhan Hak Eks Karyawan Sritex, Termasuk THR

Pada edisi Lebaran 2023, mobilitas pergerakan moda transportasi lebih kecil ketimbang 2024. Moda transportasi yang diminati tertinggi adalah mobil pribadi 27,32 juta (31,15 persen), sepeda motor 23,13 juta orang (26,38 persen), bus 22,77 juta orang (25,97 persen), dan KA antarkota 14,47 juta orang (16,50 persen).

Dapat dikatakan, pergerakan masyarakat yang memanfaatkan berbagai moda transportasi angkutan barang dan manusia di musim Lebaran berpotensi menciptakan peluang dan manfaat ekonomi, termasuk di dalamnya sektor pariwisata terkatrol sangat signifikan.

KATALISATOR

Tren pergerakan masyarakat cukup berpengaruh terhadap tingginya perputaran jumlah uang yang beredar di Indonesia pada aktivitas mudik Lebaran. Bank Indonesia (BI) telah mencatat perputaran uang kartal selama libur Lebaran 2024 yang diperkirakan menyentuh angka Rp 92,3 triliun yang tersebar di seluruh pelosok tanah air. 

Angka tersebut dihitung dari jumlah pemudik sebesar 123,8 juta orang atau setara dengan 30.752.000 keluarga. Perputaran uang tersebut menyebar di berbagai sektor usaha transportasi darat (seperti bus, kereta api, mobil pribadi, dan motor), transportasi laut (kapal laut), dan udara (pesawat). 

Kemudian, kuliner, hotel, restoran, kafe, destinasi wisata, UKM makanan khas daerah dan penjual suvenir, warung dan toko di daerah, serta berbagai produk unggulan daerah.

Kategori :